Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
Lebih lanjut, Alfred melihat saat ini hampir semua emiten konstruksi bergerak ke arah yang sama yaitu memiliki bisnis properti. Tak dapat dipungkiri sektor properti memang bisa menghasilkan recurring income.
Di sisi lain, perusahaan properti juga melirik bisnis pengelolaan air minum dan sektor energi. Dari sisi pasar, sektor pengelolaan air minum cukup prospektif karena merupakan kebutuhan dasar manusia seiring sulitnya mendapatkan air bersih.
Baca Juga: Tahun depan, belanja modal Waskita Karya (WSKT) naik sekitar 5%-10%
Namun, Alfred menilai bisnis tersebut sulit berkembang karena sudah banyak pemain besar sebelum emiten konstruksi masuk.
Dengan upaya tersebut, Alfred mengatakan penilaiannya terhadap perusahaan tak banyak dilihat dari recurring income. "Karena porsi juga tidak terlalu besar, kami dari valuasi kalau paling murah WIKA," imbuh Alfred.
Selain itu, Alfred menilai WIKA masih menunjukkan kinerja yang solid meski pendapatan sempat tertekan di kuartal III-2019 kemarin.
Baca Juga: Anggarkan capex Rp 10 miliar, TOTL belum memperbesar porsi recurring income
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News