Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Emiten teknologi e-commerce terus berbenah dengan pengelolaan yang lebih efisien dan semakin produktif. Kinerja diproyeksi lebih baik dengan fokus pada bisnis yang memiliki margin lebih menguntungkan.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks saham teknologi (IDX Technology) terpantau naik 8,76% secara year to date, per 31 Januari 2025. Pertumbuhan saham sektor teknologi menjadi yang tertinggi daripada indeks sektor lainnnya di sepanjang Januari 2025.
Berikut rekomendasi saham sektor teknologi e-commerce dari beberapa analis. Simak ulasannya.
1. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
GOTO terus menunjukkan pemulihannya dari waktu ke waktu. Pada kuartal ketiga 2024, GOTO melaporkan GTV inti Grup meningkat 74% menjadi Rp72 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, sementara GTV Grup naik 37% YoY menjadi Rp137,4 triliun.
Upaya efisiensi pun terlihat dari cash burn dan biaya pemasaran yang lebih rendah. Efisiensi GOTO telah mendorong Adjusted Ebidta menjadi Rp 137 miliar pada kuartal III-2024, dibandingkan kerugian Rp 599 miliar pada kuartal III-2023.
Di samping itu, rugi bersih GOTO terpangkas 29% yoy menjadi Rp 1,69 triliun pada kuartal ketiga 2024. Selama periode Januari – September 2024, rugi bersih emiten teknologi ini menyusut sekitar 53%yoy menjadi Rp 4,54 triliun.
Baca Juga: Simak Arah IHSG dan Rekomendasi Saham Pilihan Analis di Bulan Februari 2025
GOTO melalui Gojek pun masih yang terdepan di bisnis jasa transportasi online (ride hailing) dengan pesaing terdekatnya yakni Grab. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya pemain bisnis transportasi online, namun pangsa pasar Gojek tetap teratas.
Rekomendasi : Accumulative Buy
Target Harga : Rp 100
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta
2. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA)
Bukalapak merestrukturisasi bisnis secara menyeluruh agar bisa mencapai keuntungan di kemudian hari. Restrukturisasi tersebut mencakup penghentian produk-produk yang tidak menguntungkan guna mengurangi biaya operasional.
Setelah restukturisasi selesai, BUKA berencana untuk memperbarui fokusnya ke produk dengan margin dan bisnis yang sudah terbukti menguntungkan seperti gaming, ritel, dan layanan keuangan.
JP Morgan yakin melalui strategi restrukturisasi bisa mengembalikan kinerja positif BUKA. Adapun biaya yang terkait dengan proses restrukturisasi ini dibebankan sebagian besar pada kuartal ketiga dan keempat tahun 2024, sementara sisanya akan terasa pada kuartal pertama tahun 2025.
Rekomendasi : Netral
Target Harga : Rp 125
Analis JP Morgan, Henry Wibowo dalam riset 30 Oktober 2024
Baca Juga: Menilik Potensi Dividen dari Penghuni Baru Indeks High Dividend20
3. PT Global Digital Niaga Tbk (BELI)
BELI tetap fokus pada profitabilitas dan meningkatkan tingkat penerimaan (take rate) dengan menjalani optimalisasi produk yang signifikan. Untuk 2025, TPV BELI diharapkan tumbuh satu digit tinggi dengan tingkat penerimaan yang lebih tinggi sebesar 7,4% (+80bps yoy), margin laba kotor yang lebih baik (+320bps yoy), dan margin kontribusi yang lebih tinggi (+120bps TPV).
Dengan menargetkan segmen menengah ke atas melalui pendekatan omnichannel, penetrasi selektif di area seperti olahraga, dan portofolio yang diperluas untuk Tiket.com, BELI harus lebih mengoptimalkan campuran produk dan profitabilitasnya. Selain itu, pengoperasian gudang baru akan meningkatkan kemampuan dan omzet di segmen 1P.
Rekomendasi : Buy
Target Harga : Rp 520
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis dalam riset 17 Januari 2025
Baca Juga: IHSG Menguat, Asing Banyak Melepas Saham-Saham ini pada Jumat (31/1)
Selanjutnya: Rupiah Sempat ke Rp 8.170 Per Dolar AS di Google, Ini Kata Sejumlah Exchange Kripto
Menarik Dibaca: Cara Tercepat Turunkan Gula Darah Tinggi Ketika Darurat di Rumah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News