kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.624.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.109   35,72   0,50%
  • KOMPAS100 1.044   5,37   0,52%
  • LQ45 824   5,99   0,73%
  • ISSI 212   -0,11   -0,05%
  • IDX30 427   5,07   1,20%
  • IDXHIDIV20 512   6,64   1,31%
  • IDX80 119   0,49   0,41%
  • IDXV30 122   1,03   0,85%
  • IDXQ30 140   1,68   1,21%

Menilik Potensi Dividen dari Penghuni Baru Indeks High Dividend20


Minggu, 02 Februari 2025 / 19:25 WIB
Menilik Potensi Dividen dari Penghuni Baru Indeks High Dividend20
ILUSTRASI. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengocok ulang konstituen indeks kumpulan emiten dengan dividen jumbo, yakni IDX High Dividend20.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengocok ulang konstituen indeks kumpulan emiten dengan dividen jumbo, yakni IDX High Dividend20. Dalam evaluasi kali ini, ada enam saham yang mengalami pergantian. 

Ada PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bank CIMB Niaga TBk (BNGA) dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang masuk ke indeks ini. 

Selain keempat saham itu, ada PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan terakhir ada PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO). 

Empat saham itu menggantikan posisi PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). 

Baca Juga: Simak Arah IHSG dan Rekomendasi Saham Pilihan Analis di Bulan Februari 2025

Posisi PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) juga tersingkir dari indeks IDX High Dividend20. 

Hasil dari evaluasi ini akan efektif mulai 5 Februari–4 Agustus 2025. Menjelang musim rilis kinerja dan pembagian dividen, para investor bisa mencermati beberapa saham dari indeks ini.  

Head of Investor Relations AKR Corporindo Teguh Prayoga mengatakan, manajemen AKRA berkomitmen membagikan dividen dengan payout ratio lebih dari 50%.

AKRA sendiri sudah membayarkan dividen interim tahun buku 2024 senilai Rp 987 miliar pada 15 Agustus 2025. Setiap pemegang saham memperoleh dividen Rp 50. 

“Pada intinya jajaran direksi berkomitmen terhadap dividend payout ratio bisa lebih dari 50%,” kata Prayoga saat ditemui beberapa waktu lalu. 

Baca Juga: Simak Prospek Kinerja Emiten Properti Kawasan Industri di Tahun Ini

Saham potensial

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menilai keenam emiten yang masuk dalam IDX High Dividend20 sebenarnya memiliki riwayat pembagian dividen yang menarik. 

Ambil contoh, HMSP membagikan dividen sebesar Rp 8,06 triliun untuk tahun buku 2024. Nilai tersebut setara dengan Rp 69,3 setiap sahamnya. 

Adapun cum date dividen HSMP jatuh pada 2 Mei 2024. Pada saat itu harga saham HMSP berada di posisi Rp 855 per saham, maka dividend yield HMSP sebesar 8,10%. 

Dari beberapa pendatang baru, Ekky menilai PGAS cukup menarik untuk dicermati karena emiten pelat merah itu secara historis memiliki dividend payout ratio yang besar. 

“Kinerja PGAS tahun buku 2024 juga menguat cukup signifikan sehingga berpotensi membagikan dividen yang lebih besar pada 2025,” jelasnya kepada Kontan akhir pekan lalu. 

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Emiten EBT di Tengah Sentimen Eksternal dan Domestik

Ekky bilang jika mencari emiten yang konsisten membagikan dividen, BNGA bisa menjadi pilihan. BNGA mencetak pertumbuhan kinerja setiap tahunnya sehingga dividend yield terjaga. 

Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas menatakan selain mencermati historis dividend yield para emiten, investor juga perlu memperhatikan kinerja fundamentalnya. 

“Investor lebih cenderung mencermati kinerja fundamental, karena kalau fundamentalnya bagus menandakan emiten bisa konsisten,” kata dia.  

Nafan juga mengingatkan, bagi investor yang berminat pada saham-saham penghuni indeks IDX High Dividend perlu mencermati momentum untuk akumulasi. 

“Biasanya menjelang pembagian dividen, pergerakan harga suatu saham cenderung mengalami kenaikan karena pelaku pasar sudah priced in rencana tersebut,” ucapnya. 

Baca Juga: IHSG Menguat, Asing Banyak Melepas Saham-Saham ini pada Jumat (31/1)

Nafan merekomendasikan add saham ACES dan JPFA dengan masing-masing target harga di Rp 800 dan Rp 2.370 per saham. Dia tidak memberikan rekomendasi saham HSMP karena pergerakan sahamnya dalam fase konsolidasi. 

Kemudian Nafan merekomendasikan akumulasi pada saham AKRA, BNGA, GPAS dan SIDO dengan masing-masing target harga di Rp 1.580, Rp 1.825, Rp 1.970 dan Rp 690 per saham. 

Selanjutnya: Porsi Pembiayaan Fintech Lending ke Produktif Sulit Mencapai 40%-50%

Menarik Dibaca: Cara Tercepat Turunkan Gula Darah Tinggi Ketika Darurat di Rumah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×