Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten BUMN Karya saat ini masih dirundung isu dan permasalahan yang berpengaruh negatif pada kinerja perusahaan.
PT Waskita Karya Tbk (WSKT) membukukan rugi paling besar di antara emiten BUMN Karya pada semester I 2023, yaitu sebesar Rp 2,07 triliun. Pendapatan WSKT juga turun 13,43% ke Rp 5,2 triliun di semester I 2023.
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga mencatat rugi di semester I 2023, yaitu sebesar Rp 1,8 triliun. Namun, pendapatan WIKA naik 28,81% ke Rp 9,2 triliun di semester I.
Baca Juga: Adhi Karya (ADHI) Catat Kenaikan Laba 21,31% di Semester I 2023
Di sisi lain, ada emiten yang mencatatkan kinerja cukup mumpuni di semester I 2023. Meskipun naik tipis, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mencatatkan kenaikan pendapatan usaha di semester I.
Pendapatan usaha ADHI tercatat sebesar Rp 6,35 triliun, naik 0,49% dari raihan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 6,32 triliun. Sementara, laba yang diatribusikan di semester I 2023 sebesar Rp 12,4 miliar, naik 21,3% dibandingkan semester I 2022 sebesar Rp 10,23 miliar.
PT PP Tbk (PTPP) mencatat laba bersih Rp 96,4 miliar di semester I 2023, naik 10,87% secara tahunan.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, prospek BUMN Karya di semester II juga masih dirundung sentimen negatif.
Baca Juga: Waskita Kini Fokus Hadapi Restrukturisasi Utang Secara Komprehensif
Menurut Arjun, kinerja ini bukan karena masalah dari kinerja sektor konstruksi. Sebab, beberapa emiten konstruksi swasta bisa memiliki fundamental bagus dan mencatatkan kinerja keuangan yang baik di semester I 2023.
“Untuk BUMN Karya saat ini sentimennya masih negatif dan semua emiten masih berada dalam masa downtrend,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (9/8).
Untuk meningkatkan kinerja, emiten BUMN Karya bisa menerapkan strategi untuk mengatasi masalah pembayaran utang yang masih tertunda.
“Ini faktor utama yang membuat sentimen negatif di pasar dan menurunkan harga saham mereka,” paparnya.
Baca Juga: Tahun Ini, Waskita Beton Precast (WSBP) Targetkan Kontrak Baru Hingga Rp 3,8 Triliun
Arjun pun merekomendasikan sell untuk emiten-emiten BUMN Karya. Sebab, masa downtrend mereka masih akan berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
“Belum pasti kapan akan rebound secara teknikal, sehingga investor bisa menjual saham emiten BUMN Karya dan beralih ke emiten konstruksi lain yang potensi kinerjanya masih baik,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News