kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.924   6,00   0,04%
  • IDX 7.199   58,32   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   10,55   0,96%
  • LQ45 877   11,13   1,28%
  • ISSI 220   0,58   0,27%
  • IDX30 448   5,78   1,31%
  • IDXHIDIV20 540   5,39   1,01%
  • IDX80 127   1,30   1,03%
  • IDXV30 134   0,24   0,18%
  • IDXQ30 149   1,59   1,08%

Emisi kecil mendominasi IPO 2019, ini pendapat analis


Senin, 15 Juli 2019 / 07:35 WIB
Emisi kecil mendominasi IPO 2019, ini pendapat analis


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang 2019 hingga Jumat (12/7), Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menerima 32 perusahaan untuk mencatatkan sahamnya. Jika dijumlahkan, dana segar yang berhasil dikumpulkan dari penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) ini mencapai Rp 9,29 triliun.

Kalau dilihat, dana segar yang diincar para emiten ini relatif kecil, rata-rata sebesar Rp 290,52 miliar. Nilai emisi terkecil berasal dari perusahaan yang pertama kali IPO pada tahun ini, yakni PT Sentra Food Indonesia Tbk (FOOD) senilai Rp 20,25 miliar.

Sementara itu, nilai emisi terbesar berasal dari PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk (LIFE) Rp 4,76 triliun yang IPO pada 9 Juli 2019.

Menurut Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia Alfred Nainggolan, tren ini berkaitan dengan kondisi ekonomi pada paruh pertama tahun ini yang cenderung bergejolak. Dengan begitu, perusahaan yang mengincar dana besar dari IPO khawatir tidak bisa mendapatkan harga IPO di level terbaik.

“Kalau dipaksakan sekarang nanti harganya rendah. Underwriter juga jadi tidak terlalu percaya diri karena kalau tidak laku, mereka yang harus menyerap sisa saham yang ditawarkan,” ucap dia saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (14/7).

Di sisi lain, menurut dia, perusahaan yang IPO dengan emisi kecil juga lebih mudah dieksekusi oleh perusahaan sekuritas dengan biaya yang minim. Alasannya, perdagangan dengan nilai emisi kecil akan lebih mudah untuk mendapatkan perolehan di pasar perdana.

Meskipun bernilai emisi kecil, perusahaan-perusahaan ini menambah daftar perusahaan yang tercacat di pasar modal. “Mau size-nya kecil atau besar lebih ke statusnya. Semua emiten punya manfaat yang sama bagi pasar modal,” ungkap dia.

Akan tetapi, ia tidak menafikan, IPO emisi besar akan membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh semakin cepat.

Sementara itu, Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma mengatakan, tren IPO dengan emisi kecil yang mendominasi paruh pertama 2019 menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang besar belum minat masuk pasar modal.

“Artinya tidak mudah mencari perusahaan dengan emisi besar untuk IPO atau jumlahnya semakin berkurang dari tahun ke tahun, karena sudah banyak yang jadi perusahaan terbuka," kata dia.

Menurut dia, kemungkinan lain adalah karena pemilik perusahaan ini belum mau kepemilikan sahamnya berkurang. Ia menambahkan, jika dilihat dari segi kuantitas, BEI akan mencapai target perusahaan yang IPO tahun ini, yakni di atas 57 perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×