kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,92   -8,44   -0.91%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emisi kecil mendominasi IPO 2019, BEI: Ini tren menarik


Senin, 15 Juli 2019 / 06:50 WIB
Emisi kecil mendominasi IPO 2019, BEI: Ini tren menarik


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang 2019 hingga Jumat (12/7), Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menerima 32 perusahaan untuk mencatatkan sahamnya.

Jika dijumlahkan, dana segar yang berhasil dikumpulkan dari penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) ini mencapai Rp 9,29 triliun.

Kalau dilihat, dana segar yang diincar para emiten ini relatif kecil, rata-rata sebesar Rp 290,52 miliar. Nilai emisi terkecil berasal dari perusahaan yang pertama kali IPO pada tahun ini, yakni PT Sentra Food Indonesia Tbk (FOOD) senilai Rp 20,25 miliar.

Sementara itu, nilai emisi terbesar berasal dari PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk (LIFE) Rp 4,76 triliun yang IPO pada 9 Juli 2019.

Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, perusahaan-perusahaan yang IPO dengan emisi kecil adalah tren yang menarik. “Perusahaan kecil yang akan menjadi besar sudah masuk pasar modal. Dengan begitu, jadilah besar di sini,” kata dia, Senin (17/6).

Meskipun begitu, pihaknya tetap mengharapkan akan ada emiten yang IPO dengan nilai emisi besar.

Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) Octavianus Budiyanto menilai, banyaknya emiten yang IPO dengan emisi kecil ini dikarenakan kondisi global yang belum stabil.

Sebut saja perang dagang Amerika Serikat-China yang belum diketahui kapan akan selesai. Oleh karena itu, emiten yang akan IPO dengan emisi besar akan menunggu pasar lebih stabil. “Menunggu market kondusif karena kalau nilainya besar takut tidak terserap,” ucap dia, Kamis (11/7).

Pria yang juga menjabat sebagai direktur utama Kresna Sekuritas ini mengungkapkan, dalam waktu dekat, perusahaannya akan mengantarkan produsen lembaran baja PT Gunung Raja Paksi (GRP) untuk melantai di bursa saham. “GRP akan pakai laporan keuangan kuartal I-2019 dan akan IPO September ini," kata Octavianus.

Asal tahu saja, kabar IPO GRP sudah beredar sejak akhir tahun lalu. Berdasarkan catatan Kontan.co.id, awalnya GRP akan resmi tercatat pada Juni lalu, tetapi rencana tersebut urung dilakukan dengan pertimbangan kondisi pasar.

Kontan.co.id mencatat Februari lalu GRP berencana melepas 10,22% sahamnya kepada publik. Jumlah itu setara dengan 1,23 miliar saham. GRP memproyeksikan bisa meraih dana hingga Rp 2 triliun melalui aksi korporasi tersebut.

Bila terealisasi, GRP akan menjadi perusahaan kedua di tahun 2019 yang menargetkan dana segar dalam jumlah triliunan setelah PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk (LIFE).

Pada waktu berlainan, Direktur Perdagangan dan Pengaturan BEI Laksono Widodo mengungkapkan, emiten dengan nilai emisi besar akan melantai di BEI pada awal 2020.

Menurut dia, nilai emisinya bisa di atas Rp 2 triliun. “Pakai buku Desember 2019. Jadi, IPO-nya bisa hingga Juni 2020,” katanya, Kamis (4/7).

Emiten-emiten tersebut berasal dari berbagai sektor, termasuk konsumer dan perdagangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×