kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.009.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.440   10,00   0,06%
  • IDX 7.802   65,52   0,85%
  • KOMPAS100 1.089   10,48   0,97%
  • LQ45 793   4,55   0,58%
  • ISSI 266   4,02   1,53%
  • IDX30 411   2,13   0,52%
  • IDXHIDIV20 477   2,24   0,47%
  • IDX80 120   1,29   1,08%
  • IDXV30 131   2,92   2,28%
  • IDXQ30 132   0,22   0,17%

Emas Cetak Rekor, Harga Saham Emiten Emas Terbang


Selasa, 02 September 2025 / 17:38 WIB
Emas Cetak Rekor, Harga Saham Emiten Emas Terbang
ILUSTRASI. Emiten-emiten produsen dan pengolahan emas kembali mendapat sentimen positif dari lonjakan harga emas . KONTAN/Cheppy A. Muchlis/24/07/2025


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten-emiten produsen dan pengolahan emas kembali mendapat sentimen positif dari lonjakan harga emas yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Mengacu data Trading Economics, harga emas dunia berada di level US$ 3.477,07 per ons troi pada Selasa (2/9) pukul 16.48 WIB atau naik 0,01% dibandingkan hari sebelumnya. Namun, beberapa jam lalu harga emas sempat menyentuh level tertingginya sepanjang masa yakni US$ 3.502,4 per ons troi. 

Bersamaan dengan itu, harga saham sejumlah emiten emas terpantau mengalami kenaikan pada perdagangan Selasa (2/9).

Misalnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang harga sahamnya melesat 8,44% ke level Rp 3.470 per saham, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) harga sahamnya terbang 10,29% ke level Rp 525 per saham, dan PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) harga sahamnya melonjak 11,18% ke level Rp 845 per saham.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,85%, Ini Sektor Saham yang Dijagokan Analis

Selain itu, ada PT J Resources Asia Pasifik yang mengalami kenaikan harga saham 0,84% ke level Rp 600 per saham, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga membukukan kenaikan harga saham 3,21% ke level Rp 2.570 per saham, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mencatatkan kenaikan harga saham 4,29% ke level Rp 730 per saham, serta PT United Tractors Tbk (UNTR) turut meraih kenaikan harga saham 5,82% ke level Rp 25.900 per saham.

Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan mengatakan, kenaikan harga emas yang signifikan tentu memberi katalis positif bagi emiten-emiten produsen emas maupun yang memiliki eksposur besar terhadap logam mulia.

Kenaikan harga ini tidak hanya bersifat teknikal, melainkan juga didorong oleh sentimen global seperti ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan The Fed, kekhawatiran geopolitik, serta perlambatan ekonomi di beberapa negara besar sehingga mendorong minat investor terhadap aset safe haven seperti emas.

"Ke depan, prospek emiten emas dinilai masih positif, terutama jika tren penguatan harga emas global terus bertahan," ujar dia, Selasa (2/9).

Dengan adanya momentum kenaikan harga komoditas, bukan tidak mungkin harga saham Emiten-emiten emas berpeluang mencetak rekor baru atau melampaui capaian pada semester I-2025.

Emiten seperti ANTM, BRMS, dan MDKA pun diperkirakan bisa memaksimalkan sentimen positif ini lantaran eksposur mereka terhadap tambang emas dan tren akumulasi investor terhadap komoditas yang tergolong difensif.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Arinda Izzaty menambahkan, untuk memaksimalkan momentum harga emas tinggi, emiten dapat menerapkan strategi seperti melakukan hedging atau lindung nilai secara selektif guna menjaga arus kas, mempercepat ekspansi produksi dari proyek tambang yang sudah siap, serta menekan biaya produksi supaya margin tetap optimal. 

Baca Juga: IHSG Menguat 0,85% ke 7.801,58, Saham Big Banks Bergerak Variatif Selasa (2/9/2025)

Di samping itu, diversifikasi penjualan emas baik ke pasar domestik maupun internasional juga penting dilakukan oleh emiten agar pendapatan lebih terjaga. "Namun, emiten juga perlu mewaspadai risiko berbaliknya harga emas jika The Fed bersikap lebih hawkish," imbuh dia, Selasa (2/9).

Arinda melanjutkan, emiten emas yang berpotensi paling unggul adalah yang memiliki cadangan besar, biaya produksi rendah, serta diversifikasi bisnis yang kuat.

Sejauh ini, emiten seperti ARCI yang punya kontribusi emas terhadap pendapatan mencapai 100%, BRMS dengan kontribusi emas terhadap pendapatan 98%, serta ANTM dengan kontribusi emas terhadap pendapatan 81% dipandang memiliki peluang kenaikan kinerja paling signifikan di tengah tingginya harga komoditas tersebut.

"Walau begitu, HRTA, PSAB, dan MDKA juga memiliki peluang yang sama," tutur dia.

Sementara menurut Ekky, emiten yang memiliki cadangan besar, biaya produksi rendah, serta integrasi vertikal ke rantai hilir seperti ANTM atau PSAB cenderung lebih tahan banting dan berpeluang unggul dibandingkan emiten emas lainnya.

Selain itu, BRMS juga cukup menarik karena memiliki diversifikasi aset ke tambang tembaga yang bisa menjadi tambahan pendapatan bagi perusahaan. Adapun MDKA terus menunjukkan sinyal pemulihan produksi dan strategi ekspansi mineral yang agresif.

Baca Juga: IHSG Naik Lebih 1% di Sesi Pagi Selasa (2/9), Saham ANTM, JPFA, MDKA Jadi Top Gainers

Lantas, saham-saham seperti ANTM dinilai Ekky masih layak diakumulasikan oleh investor dengan target harga di level Rp 3.600, Rp 3.800, dan Rp 4.000 per saham sebagai target psikologis utama.

Saham BRMS juga dapat diperhatikan pada rentang swing Rp 575--600 per saham jika ada momentum volume yang kuat. Saham MDKA pun berpeluang menuju area Rp 2800--3.000 per saham dalam jangka pendek dan Rp 3.500 per saham dalam jangka menengah jika kenaikan harga berlanjut. 

"Secara umum, sektor ini tetap layak dipertimbangkan oleh investor, terutama dalam konteks jangka menengah-panjang selama harga emas dunia masih terjaga di level tinggi," jelas dia.

Di lain pihak, Arinda menyebut saham-saham seperti ANTM, PSAB, MDKA, dan BRMS dapat dipertimbangkan oleh investor dengan target harga masing-masing di level Rp 3.580 per saham, Rp 665 per saham, Rp 2.640 per saham, dan Rp 550 per saham.

Selanjutnya: Jumlah BSI Agen Meningkat 16,82% Jadi 125.000 hingga Agustus 2025

Menarik Dibaca: Rekomendasi 6 Tontonan Dokumenter Netflix Penuh Fakta Mengejutkan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×