kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor terpuruk, SRIL tetap bangun pabrik


Jumat, 24 Juli 2015 / 13:05 WIB
Ekspor terpuruk, SRIL tetap bangun pabrik


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) terus berekspansi. Rencananya, emiten tekstil yang kesohor dengan nama Sritex ini akan menambah dua pabrik baru pada tahun depan.

Pertama, SRIL akan membangun pabrik pemintalan  benang atau spinning. Pabrik tersebut berkapasitas 88 bales per tahun. Sehingga, kapasitas pemintalan SRIL akan meningkat menjadi 654.000 bales per tahun.

Kedua, SRIL akan membangun pabrik penenunan atau weaving. Kapasitas produksi pabrik baru itu sekitar 25 juta meter per tahun. Lalu nantinya, kapasitas penenunan SRIL naik menjadi 180.000 juta meter per tahun. "Pembangunan akan dimulai semester kedua tahun 2016," ungkap Welly Salam, Sekretaris Perusahaan SRIL, kepada KONTAN, Kamis, (23/7).

Untuk pembangunan dua pabrik barunya, SRIL menganggarkan dana US$ 86 juta atau sekitar Rp 1,14 triliun dari belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun depan. Welly mengungkapkan, sekitar 45% atau US$ 38,7 juta dianggarkan untuk membangun pabrik pemintalan. Sementara 55% atau setara dengan US$ 47,3 juta untuk pabrik penenunan.

SRIL optimistis usai ekspansi ini, penjualan di tahun depan bisa tumbuh. Emiten ini bahkan menargetkan bisa meningkatkan penjualan 8%-10% menjadi US$ 641 juta sampai US$ 672 juta. Sedangkan di tahun ini, SRIL menargetkan kenaikan penjualan 7%-10% menjadi US$ 594 juta hingga US$ 611 juta.

Welly mengaku, cukup puas dengan penjualan SRIL hingga kuartal kedua tahun ini. Tapi dia masih enggan menyebutkan nilai pastinya. Pada kuartal pertama tahun ini, penjualan SRIL tumbuh 11,05% menjadi US$ 157,39 juta dari US$ 141,72 juta.

Meski begitu, Welly mengkhawatirkan perlambatan pertumbuhan ekonomi China. Maklum, ekspor terbesar SRIL terbang ke kawasan Asia. Ini pula yang menyebabkan SRIL harus merevisi target penjualan ekspor.

Jika semula SRIL berharap bisa menggenjot penjualan ekspor 55%. SRIL harus memangkas target tersebut. Menurut Welly, porsi ekspor SRIL hanya 50% di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×