kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kapasitas produksi penuh, pendapatan SRIL naik 14%


Rabu, 07 Januari 2015 / 07:00 WIB
Kapasitas produksi penuh, pendapatan SRIL naik 14%
ILUSTRASI. PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) optimistis bahwa sektor ritel memiliki potensi besar untuk terus berkembang


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) memprediksikan, pertumbuhan pendapatan tahun ini tak akan setinggi tahun 2014. Ini lantaran kapasitas produksi SRIL sudah hampir penuh.

Welly Salam, Sekretaris Perusahaan SRIL, mengatakan, perseroan ini hanya menargetkan pertumbuhan pendapatan tahun ini 14%. Tahun lalu SRIL memprediksi, pendapatan bisa naik 20,3% menjadi Rp 7,1 triliun, dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp 5,9 triliun. Artinya, tahun ini SRIL berharap pendapatan sebesar Rp 8 triliun.

Perusahaan garmen tersebut tetap akan memaksimalkan kapasitas produksi. Emiten ini bahkan telah menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$ 104 juta. Jumlah tersebut melonjak 89,09% dari US$ 55 juta di tahun lalu.

Welly menyatakan, sebanyak US$ 10 juta untuk membangun pabrik garmen, US$ 45 juta untuk pabrik finishing, US$ 30 juta untuk pabrik weaving, dan US$ 19 juta untuk pabrik spinning.

Harapannya, dua tahun ke depan, kapasitas produksi garmen SRIL bisa menjadi 30 juta potong per tahun, finishing menjadi 240 juta yard per tahun, weaving menjadi 180 juta hingga 240 juta meter per tahun, dan spinning mencapai 610.000 mata pintal per tahun. "Kapasitas kami memang sudah hampir penuh. Jadi target pendapatan tidak seagresif tahun 2014," ujar Welly kepada KONTAN, Selasa (6/1).

Meski demikian, Welly mengaku sudah memiliki strategi khusus  mengatasi penuhnya kapasitas produksi SRIL. Perusahaan akan menggenjot penjualan produk-produk yang memiliki margin tinggi, seperti produk pakaian jadi untuk militer.

SRIL juga akan mulai melakukan diversifikasi bisnis, dengan mengembangkan bisnis ritel yang fokus pada produk fesyen. Nantinya, emiten tekstil ini memiliki lini fesyen sendiri. Pengembangan merek ini akan dilakukan secara lokal maupun global. "Kami yakin, diversifikasi ini akan mendorong pendapatan jangka panjang," imbuh dia.

Untuk mendanai ekspansi tersebut, SRIL menerbitkan obligasi US$ 70 juta. Ini merupakan tambahan obligasi US$ 200 juta yang telah dirilis pada April 2014. SRIL juga menerbitkan medium term notes (MTN) sekitar US$ 30 juta. Selasa (6/1), harga saham SRIL turun 1,23% ke Rp 160.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×