Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) belum ekspansif di kuartal pertama tahun ini. Emiten sektor tekstil dan garmen ini baru menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai US$ 4,4 juta atau 4,23% terhadap total capex tahun ini sebesar US$ 104 juta.
"Kuartal satu tidak banyak. Karena untuk pembangunan pabrik, down payment sudah dibayar di tahun 2014," ucap Welly Salam, Sekretaris Korporasi SRIL, kepada KONTAN, Selasa (12/5).
Ia menyebutkan, belanja modal SRIL bakal banyak terserap di kuartal III-2015. Saat itu, sebagian besar mesin untuk kebutuhan pabrik akan didatangkan. Sedangkan saat ini, capex SRIL digunakan pembangunan pabrik. Dari total capex tahun ini, rencananya US$ 10 juta mengalir untuk membangun pabrik garmen, US$ 45 juta ke pabrik finishing, US$ 30 juta untuk pabrik weaving dan sekitar US$ 19 juta untuk pabrik spinning.
Dengan pembangun pabrik baru, kapasitas produksi garmen SRIL akan menjadi 30 juta potong, finishing menjadi 240 juta yard, weaving menjadi 180 juta meter-240 juta meter, dan spinning menjadi 610.000 mata pintal per tahun. Pembangunan pabrik ditargetkan rampung tahun 2017.
Sepanjang kuartal I, SRIL mengumpulkan laba sekitar US$ 14,84 juta, naik 12,33% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara, pendapatan SRIL tumbuh 11,05% dari US$ 141,72 juta ke posisi US$ 157,39 juta. Kinerja ini sudah sesuai target.
Kendati begitu Welly melihat SRIL, menghadapi tantangan perlambatan ekonomi dan daya beli masyarakat. Tapi, dampaknya tak signifikan karena segmentasi pasar SRIL tak hanya di dalam negeri. SRIL bisa menggenjot ekspor ke lebih dari 100 negara.
Di kuartal I, porsi pendapatan domestik masih mendominasi sekitar 54,1% dan ekspor 45,9%. Welly berharap, porsi penjualan domestik dan ekspor bisa seimbang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News