kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SRIL akan bangun dua pabrik tahun depan


Kamis, 23 Juli 2015 / 17:29 WIB
SRIL akan bangun dua pabrik tahun depan


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) terus berekspansi. Rencananya, emiten tekstil yang dikenal dengan nama Sritex ini akan menambah dua pabrik baru di tahun depan.

Pertama, SRIL akan membangun pabrik pemintalan atau spinning. Pabrik tersebut akan memiliki kapasitas 88 bales per tahun. Sehingga, kapasitas pemintalan SRIL akan meningkat jadi 654.000 bales per tahun.

Kedua, SRIL akan membangun pabrik penenunan atau weaving. Pabrik baru itu akan memeluk kapasitas produksi 25 juta meter per tahun. Lalu nantinya, kapasitas penenunan SRIL akan naik menjadi 180.000 juta meter per tahun

"Pembangunannya akan dimulai semester kedua 2016," ungkap Welly Salam, Sekretaris Perusahaan SRIL, kepada KONTAN, Kamis, (23/7).

Untuk pembangunan 2 pabrik barunya, SRIL menganggarkan dana US$ 86 juta atau sekitar Rp 1,14 triliun untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun depan. Welly mengungkapkan bahwa sekitar 45% atau US$ 38,7 juta dianggarkan untuk membangun pabrik pemintalan. Sementara 55% atau US$ 47,3 juta untuk pabrik penenunan.

SRIL pun optimis terhadap penjualannya di 2016. Tahun depan, SRIL menargetkan penjualannya tumbuh 8-10% ke posisi US$ 641 juta sampai US$ 672 juta. Sedangkan di tahun ini, SRIL menargetkan kenaikan penjualan 7-10% menjadi US$ 594 juta hingga US$ 611 juta.

Welly mengaku bahwa penjualan SRIL cukup baik di kuartal kedua. Pada kuartal pertama, penjualannya tercatat tumbuh 11,05% dari US$ 141,72 juta ke posisi US$ 157,39 juta.

Meski begitu, ia mengkhawatirkan perlambatan pertumbuhan ekonomi Cina. Terlebih, ekspor terbesar SRIL dipasarkan untuk kawasan Asia. SRIL yang tadinya berharap bisa menggenjot porsi ekspor hingga 55% ini sepertinya belum bisa terlaksana. Menurut Welly, porsi ekspor SRIL masih akan berkisar di 50% tahun ini.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×