Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) sebagai salah satu perusahaan terbuka yang mempunyai pasar ekspor juga menyatakan komitmennya untuk mematuhi kebijakan tersebut. "Apapun kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, kita harus patuh mengikuti aturan yang ada, tidak relevan lagi untuk dibicarakan karena bukan lagi wacana tapi sudah diputuskan," kata Direktur Utama AALI Santosa saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (22/4).
Namun, Santosa mengaku selama empat bulan terakhir ini, dinamika perubahan peraturan sangat cepat. Alhasil, pelaku pasar kewalahan melakukan adaptasi terhadap perubahan yang sangat cepat ini.
Selama ini, AALI menjalankan strategi penjualan oportunistik sehingga AALI tidak secara rigid menentukan porsi penjualan ekspor dan domestik, melainkan melihat mana yang memberikan hasil terbaik antara pasar ekspor dan domestik. Akan tetapi, biasanya penjualan ekspor AALI menyumbang 45%-50% terhadap total penjualannya.
Terkait dengan harga jualnya, Santosa menuturkan memang ada perbedaan antara harga jual ekspor dan domestik. "Namun, secara efektif selama ini harga pasar domestik dan ekspor berjalan seiring, kecuali saat ada DPO dimana kami juga menjual sesuai kewajiban DMO dengan harga DPO," ucap Santoso.
Kemudian, dari segi sahamnya, Analis Panin Sekuritas William Hartanto memprediksi, kebijakan larangan ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng hanya akan berpengaruh dalam jangka pendek. Pasalnya, sebagai saham komoditas, pergerakan harga CPO lebih memengaruhi harga sahamnya.
"Sebagian masih uptrend dengan AALI sebagai leader dari sektor perkebunan. Melihat trennya, arahnya masih menguat semua," ucap William.
Ia menetapkan target harga untuk AALI di Rp 13.800-Rp 14.000 per saham, sedangkan harga per Jumat (22/4) berada di Rp 13.150 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News