kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Ekspansif, begini kelanjutan sejumlah proyek EBT milik Kencana Energi Lestari (KEEN)


Sabtu, 02 Januari 2021 / 10:56 WIB
Ekspansif, begini kelanjutan sejumlah proyek EBT milik Kencana Energi Lestari (KEEN)
ILUSTRASI. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dikembangkan PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi, PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) terus merampungkan sejumlah proyek di sektor energi baru terbarukan (EBT). Salah satu proyek yang saat ini diselesaikan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Madong, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Direktur Kencana Energi Lestari Giat Widjaja mengungkapkan, kemajuan PLTM Madong sampai dengan Oktober 2020 sebesar 36%. “Dan diperkirakan selesai pada kuartal pertama 2022,” ujar Giat kepada Kontan.co.id, belum lama ini. Pembangkit listrik ini memiliki kapasitas 10 MegaWatt (MW).

Selain PLTM, Kontan.co.id mencatat, KEEN juga tengah mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang berlokasi di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Giat mengatakan, kedua proyek tersebut masih dalam proses akuisisi.

Baca Juga: MNC Vision Networks (IPTV) tambah 2,86 miliar saham baru lewat private placement

KEEN memproyeksikan pertumbuhan pendapatan sebesar 35% menjadi US$ 31,97 juta di tahun 2020. Begitu pula dengan laba bersih KEEN yang dipatok tumbuh 164% menjadi US$ 9,63 juta. KEEN optimis akan mencapai target tersebut seiring dengan beroperasinya PLTA Air Putih.

Giat melanjutkan, prospek penyediaan energi baru terbarukan cukup menjanjikan ke depan.  Energi hijau (green energy) telah menjadi isu global dalam pengendalian efek gas rumah kaca. Hal ini  telah tertuang dalam perjanjian yang mengikat 195 negara di dunia yang disepakati di Paris, Prancis tahun 2015 yang dikenal dengan Paris Accord, dimana Indonesia merupakan salah satu negara yang menyepakati Paris Accord tersebut.

Bak gayung bersambut, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca dengan target 34,8% pada tahun 2025 dan 58,3% pada tahun 2050. Untuk merealisasikan komitmen tersebut, pemerintah Indonesia terus berusaha mengembangkan EBT dan pada tahun 2025 pemerintah menargetkan tingkat bauran energi (energy mix) EBT mencapai 23%.

Adapun rencana pengembangan EBT ini tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019 – 2028  dengan total 16.714 MW yang terdiri dari tenaga hydro sebanyak 8.009 MW, geothermal 4.607 MW, minihydro 1.534 MW, solar PV 908 MW, wind (angin) 855 MW, biomass 794 MW, dan marine 7 MW. 

Baca Juga: KIJA bentuk perusahaan patungan dengan Yayasan Pendidikan Universitas Presiden

“Dan kami sebagai perusahaan nasional ingin turut serta dalam pengembangan EBT tersebut untuk ikut menghasilkan energi yang bersih, ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dan kami melihat ini sebagai prospek dan potensi pengembangan bisnis perseroan ke depan yang sangat besar,” ujar Giat.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×