Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan sukses kerek kenaikan pada transaksi digital banking di tengah pandemi. Agar tak kehilangan momentum bank berpacu mengembangkan dan memperkuat layanan teknologi informasi (TI).
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau Bank BJB misalnya, akan merilis super apps DIGI pada Mei 2022. Kemungkinan layanan tersebut akan rilis berbarengan dengan HUT Bank BJB.
Direktur Information Technology, Treasury & International Banking Bank BJB Rio Lanasier menuturkan super apps itu dibangun untuk mempermudah nasabah dan masyarakat mendapatkan layanan perbankan.
“Untuk capex super apps ini nilainya sebesar Rp 500 miliar yang digelontorkan secara berkesinambungan. Secara multiyears karena digitalisasi tak mungkin satu tahun satu titik. Targetnya, kita perkuat ekosistem, terutama ASN dan milenial digicash,” kata Rio pada Selasa (1/3).
Baca Juga: Begini Taksiran Kerugian BCA dan Mandiri Saat Layanan Mobile Banking Alami Kendala
Dia memastikan, perusahaan akan meningkatkan kapasitas hardware hingga 15 juta pengguna. Hal itu dilakukan berdasarkan pertumbuhan yang relatif cepat untuk pengguna layanan digital tersebut.
Tak mau kalah, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga mengalokasikan belanja modal (capex) di kisaran Rp 7 triliun-Rp 8 triliun. Sebagian besar digunakan untuk penguatan saluran digital.
“BRI menganggarkan capex sekitar Rp 7 triliun-Rp 8 triliun setiap tahun dan 57% dari anggaran tersebut kami alokasikan untuk capex IT. Jadi kami sedemikian concern terhadap transformasi digital yang basisnya adalah teknologi informasi," kata Direktur Utama BRI Sunarso.
Pengalokasian itu sejalan dengan visi menjadi The Most Valuable Banking Group in South East Asia pada 2025. Dalam mencapai visi tersebut, BRI terus memperkuat aspek digitalisasi untuk menghasilkan model bisnis baru.
Baca Juga: Penyaluran Dana FLPP Telah Mencapai Rp 2,24 Triliun
Menurut Sunarso, model bisnis baru ini mengandalkan digitalisasi yang dipercaya dapat membawa efisiensi dalam operasional BRI Group. Saat ini, BRI menerapkan konsep hybrid bank yang memastikan masyarakat yang belum terlalu familiar terhadap digitalisasi bisa tetap terlayani.
Ada dua tujuan transformasi digital BRI. Pertama transformasi bisnis proses bagi induk maupun perusahaan anak mendapatkan proses bisnis yang lebih efisien dengan biaya yang lebih murah.
"Kemudian, yang kita digitalkan adalah digitalisasi business model. Jadi BRI terus create business model baru, bukan sekedar efisiensi tetapi create value baru,” ungkapnya.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga menyiapkan dana yang cukup besar untuk mengembangkan layanan digital. Terlebih bank berlogo pita emas ini gencar memasarkan Livin untuk ritel dan Kopra untuk segmen wholesale.
Direktur Information Technology Bank Mandiri Timothy Utama menyatakan arahan untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) sebanyak Rp 2 triliun di tahun 2022. Nilai itu sama dengan 2021.
“Kalau ada keperluan lagi, bisa kita tingkatkan. Sedangkan operational expenditure TI kami Rp 2 triliun,” ujar Timothy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News