Reporter: Amalia Fitri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lesunya perekonomian Australia, membawa dollar Australia (AUD) melemah di hadapan dollar Amerika Serikat (USD) pada penutupan perdagangan Rabu (6/3).
Mengutip data dari Bloomberg, Rabu (6/3) pukul 20.30 WIB WIB, satu pasangan mata uang AUD/USD dibanderol sebesar 0,7029 per dollar AS. Angka ini melemah sebesar 0,77% dari posisi sehari sebelumnya di level 0,7084 per dollas AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan jika rilis data AS menunjukan hasil yang positif. Rilis data non-manufaktur AS atau Purchasing Manager Index (PMI) pada periode Februari 2019, berada di level 59,7.
Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan Januari 2019, yang berada di level 56,7, bahkan menjadi dinilai menjadi yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir.
Sementara itu, data penjualan properti AS tercatat meningkat sebesar 3,7% dari bulan sebelumnya. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh The Institute Supply of Management (ISM), penjualan properti AS pada Desember 2018 naik 3,7% di angka 621.000 unit. Ini juga menjadi angka tertinggi sejak Mei tahun lalu.
“Dengan kondisi demikian, The Federal Reserve (The Fed) dikabarkan akan menaikan lagi suku bunga acuan tahun ini,” tutur Ibrahim, Rabu (6/3).
Sementara sebaliknya, perekonomian Australia hanya bertumbuh sebesar 2,3% sepanjang 2018.
“PDB Australia di kuartal IV-2018 juga hanya 0,2%, meleset dari angka 0,5%. Bahkan dibandingkan kuartal sebelumnya turun, kuartal sebelumnya sebesar 0,3%,” jelas Ibrahim.
Dampak perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China juga berimbas secara langsung pada perekonomian Australia dan mata uang AUD, karena ketergantungan Australia pada sektor komoditas, terutama batubara.
“Perlu diingat pula jika Australia adalah negara persemakmuran dengan Inggris. Jadi, permasalahan Brexit tentu mempengaruhi perekonomian Australia sebagaimana Inggris mengalami kemunduran karena Brexit. Tidak hanya perang dagang, Australia juga diterpa Brexit. Wajar bila perekonomiannya kacau,” tutur Ibrahim.
Hal ini bertambah berat sebab Bank Sentral Australia, tidak mengambil langkah apapun untuk meminimalisir masalah. Namun Ibrahim menyebut, Gubernur Bank Sentral Australia Philip Rowe, bisa saja menurunkan suku bunga acuannya tahun ini.
Sementara di hari Jumat mendatang, AS akan merilis data ketenagakerjaan. Data ini, kembali diekspetasikan positif sehingga menjadi modal untuk melemahkan lawan-lawan USD, salah satunya adalah AUD.
Secara teknikal, pasangan AUD/USD berada di Bollinger dan Moving Average 40% di Bollinger bawah. Kemudian stochastic 70% berada di area negative. MACD 60% positif, dan RSI 60% negatif. Empat dari lima indikator menunjukan negatif, maka Ibrahim merekomendasikan Sell.
Sementara untuk proyeksi Jumat, Ibrahim meramal pasangan AUD/USD bergerak di rentang 0,7102 – 0,7121. sementara untuk sepekan ke depan berada di area 0,7091 – 0,7259.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News