kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.775   -15,00   -0,10%
  • IDX 7.473   -6,24   -0,08%
  • KOMPAS100 1.155   0,64   0,06%
  • LQ45 915   1,60   0,18%
  • ISSI 226   -0,60   -0,26%
  • IDX30 472   1,43   0,30%
  • IDXHIDIV20 570   2,50   0,44%
  • IDX80 132   0,24   0,18%
  • IDXV30 140   1,26   0,90%
  • IDXQ30 158   0,58   0,37%

Ekonom: SGD menarik untuk investasi jangka panjang


Selasa, 05 Maret 2019 / 20:56 WIB
Ekonom: SGD menarik untuk investasi jangka panjang


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasangan mata uang SGD/IDR (dollar Singapura) direkomendasikan kepada investor untuk investasi jangka panjang dibandingkan dengan pasangan mata uang AUD/IDR (dollar Australia). Hal ini diamati dari pergerakan internal dan fundamental Singapura, yang dinilai cenderung akan lebih stabil dibandingkan dengan Australia.

Mengutip Bloomberg, pasangan mata uang SGD/IDR melemah sebesar sebesar 0,07% di level Rp 10.425 dari posisi sebelumnya di Rp 10.432. Sementara pasangan AUD/IDR, melemah sebesar Rp 0,01% di level Rp 10.000,1 setelah sebelumnya berada di level Rp 10.000,6.

Jika dilihat secara year to date, hingga Selasa (5/3), pasangan USD/IDR melemah 1,82% menjadi Rp 14.128 per dollar AS. Sedangkan SGD/IDR turun 1,23% ke level Rp 10.425,19 per dollar Singapura dan pairing AUD/IDR terkoreksi 1,63% ke posisi Rp 10.000,13 per dollar Australia.

Kepala Ekonom Bank BCA David Sumual menjelaskan, SGD lebih likuid dibandingkan dengan AUD. Dalam data yang ditelitinya, kinerja ekspor dan impor Singapura bahkan cenderung baik dan mampu menjaga stabilitas ekonomi, dibandingkan dengan Australia.

“Sebagai negara dengan mata uang berbasis komoditas, Australia akan sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas. Selain itu, dari kebijakan moneter, Bank Sentral Australia juga menahan suku bunga akibat imbas dari perlambatan ekonomi global. Dengan demikian, kebijakan moneter mereka masih netral,” tutur David pada Kontan.co.id, Selasa (5/3).

Tak hanya itu, saat ini Australia juga sedang menghadapi masalah di beberapa sektor. Salah satunya adalah sektor properti yang mengalami kejatuhan harga. Hal ini bertambah buruk sebab warga Australia dicegah untuk meminjam uang di bank karena terlanjur mengambil banyak hutang. Melihat hal itu, Gubernur Bank Sentral Australia, Philip Rowe, memilih tidak mengambil kebijakan apapun.

Sementara pergerakan SGD tergantung pada perdagangan internasional. Sudah menjadi rahasia umum jika keadaan ekonomi global saat ini mengalami perlambatan. Namun di tengah kondisi tersebut, kegiatan ekspor dan impor Singapura dinilai relatif baik.

Sebagai informasi, sepanjang 2018 lalu, pertumbuhan ekonomi Singapura adalah sebesar 3,3%, lebih rendah dari capaian tahun sebelumnya di angka 3,6%. Namun begitu, dalam sektor manufaktur, pertumbuhan ekonomi Singapura meningkat sebesar 5,5% selama kuartal IV. Pertumbuhan ini didorong oleh ekspansi sektor manufaktur biomedis dan elektronik.

Senada, Lana Soelistianingsih, ekonom Universitas Indonesia juga menyampaikan jika mata uang SGD jauh lebih stabil dibandingkan AUD. Menurutnya, AUD lebih volatile karena berbasis pada komoditas.

“SGD jauh lebih stabil dan likuid bila dibandingkan dengan AUD. Namun, SGD kalah likuid bila dibandingkan dengan USD,” ujarnya.

Lana memproyeksikan titik ekuilibrium rupiah tahun ini akan berada di rentang Rp 14.400 per dollar AS – Rp 14.600 per dollar AS.

Sementara dalam jangka panjang, Lana memproyeksi pasangan SGD/IDR bergerak di rentang Rp 9.800 – Rp 10.200. Pasangan AUD/IDR, dalam jangka panjang bergerak Rp 9.900 – Rp 10.200. Dirinya merekomendasikan buy on weakness SGD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×