kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Efek akuisisi Fritolay, begini rekomendasi saham Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP)


Jumat, 26 Februari 2021 / 07:00 WIB
Efek akuisisi Fritolay, begini rekomendasi saham Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP)


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) membeli 49% saham di Indofood Fritolay Makmur (IFL), anak usaha divisi makanan ringan ICBP dari Fritolay Netherland Hld BV. Fritolay merupakan afiliasi dari PepsiCo Inc. 

Nilai transaksi akuisisi saham tersebut Rp 494 miliar. ICBP bakal merogoh kas internal untuk merealisasikan akuisisi tersebut. Melihat klausul tersebut, ICBP akan meluncurkan produknya sendiri. Demi mengisi kekosongan produk bikinan Fritolays seperti Cheetos, Lays dan Doritos.

Pasca transaksi saham ICBP di IFL meningkat menjadi 100% dari 51%. Meskipun ICBP tidak mengungkapkan alasan transaksi tersebut, Willy Goutama dan Isnaputra Iskandar analis Maybank Kim Eng Sekuritas dalam riset 23 Februari 2021 menilai, produk Fritolay belum berkinerja sesuai harapan ICBP. 

Baca Juga: Segera lenyap dari rak supermarket di Indonesia, cek resep Cheetos homemade

Oleh karena itu, Willy dan Isnaputra menilai, kontrol penuh atas IFL akan memungkinkan ICBP mengalokasikan kembali kapasitas menganggur dari produk Fritolay yang dihentikan dan meningkatkan produksi produk makanan ringan yang ada. Dia menyebut, pengambilan keputusan ini lebih cepat dalam bisnis makanan ringan ICBP.

"Transaksi tersebut 100% dibiayai kas internal dengan kas ICBP per akhir sembilan bulan tahun 2020 senilai Rp 7,31 triliun," terang Willy dalam riset. Transaksi tersebut dianggap tidak material karena hanya mewakili 1,9% dari total ekuitas ICBP pada tahun 2019. Sehingga, ICBP tidak perlu meminta persetujuan pemegang saham minoritas untuk akuisisi ini.

Baik ICBP dan Fritolay telah menetapkan dua jual beli bersyarat kesepakatan (CSPA) untuk transaksi. Pertama, IFL harus menghentikan produksi dan penjualan merek apa pun dimiliki oleh Fritolay, yaitu Cheetos, Doritos, dan Lay's, di depan enam bulan setelah tanggal transaksi yakni pada 17 Agustus 2021. 

Kedua, Conditional Sales and Purchase Agreement (CSPA) alias perjanjian pengikatan jual beli (PPJB) berisi klausul non-kompetitif melarang PepsiCo dan entitas afiliasinya untuk memproduksi, mengemas, menjual, memasarkan, atau mendistribusikan produknya di Indonesia setelah masa transisi berakhir pada 17 Agustus 2021.

Baca Juga: Putus kongsi dengan PepsiCo, Indofood CBP tetap kembangkan snack merek sendiri

Willy menghitung, transaksi ICBP dan Fritolay menyiratkan PBV 1,3 kali di tahun 2020. "Kami pikir transaksi dinilai secara wajar dan lebih rendah dari penilaian transaksi lain yang dilakukan dalam tiga tahun terakhir," jelas dia dalam riset. Valuasi PBV dalam tiga tahun terakhir berkisar 4 - 12,2 kali. 

Maybank Kim Eng memandang, kesepakatan tersebut cukup positif karena akan memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dalam bisnis makanan ringan. "Sementara ICBP akan menghentikan tiga merek yakni Chitato, Doritos, dan Lay's setelah keluarnya Fritolay dari JV dengan ICBP," terang Willy dan Isnaputra dalam riset. 

Maybank Kim Eng juga yakin prospek bisnis makanan ringan akan tetap kuat karena ICBP memiliki branding yang kuat untuk portofolio produk makanan ringannya sendiri. ICBP juga dinilai memiliki kapabilitas R&D dan keahlian lokal untuk memastikan mereka mempertahankan pangsa pasar keseluruhan. 

"Selain itu, kami berharap potensi kerugian pendapatan dari produk yang dihentikan menjadi minimal dan segera diganti dengan produk baru," jelas Willy dalam riset. Selain merek yang dihentikan produksinya, ICBP dalam Euromonitor memiliki empat merek yaitu Chitato, Chiki, Jetz, dan Qtela dengan pangsa pasar yang cukup besar di segmen snack. 

Selain itu, Willy dan Isnaputra menilai, ICBP memiliki keahlian dan teknologi yang kuat untuk mempertahankan inovasi produk mengingat kehadiran lama ICBP di pasar makanan ringan sejak tahun 1990. "Dampak finansial, kami yakin kontribusi pendapatan dari produk Fritolay terbatas," terang dia. 

Selain itu, analisis Maybank Kim Eng memperkirakan, penjualan makanan ringan bakal turun 10% di tahun 2021 dan membuat laba bersih per saham (EPS) menurun 0,3%. Menurut Willy, ICBP memiliki dua opsi untuk mengurangi efek negatif akibat produk yang dihentikan. 

Baca Juga: Rekomendasi saham ICBP usai mengakuisisi saham Indofood Fritolay Makmur

Pertama, ICBP akan memperkenalkan merek baru untuk menggantikan produk yang dihentikan. Kedua, mengembangkan rasa yang serupa dengan apa yang ditawarkan merek yang dihentikan tersebut ke pasar.

"Kami yakin tindakan tersebut mungkin dilakukan dan tidak akan menimbulkan dampak signifikan tambahan biaya operasional alias capex di masa mendatang," jelas Willy. Untuk saat ini, Maybank Kim Eng mempertahankan, asumsi pendapatan di tahun 2020-2022 untuk divisi makanan ringan, menunggu detail lebih lanjut tentang rencana ICBP untuk bisnis tersebut.

Pada tahun 2020, Maybank Kim Eng memperkirakan pendapatan dan laba bersih masing-masing sebesar Rp 48,44 triliun dan Rp 5,86 triliun. Sementara itu, pada tahun 2021 pendapatan ICBP diperkirakan mencapai Rp 59,57 triliun dengan laba bersih Rp 6,8 triliun. 

Karena itu, Maybank Kim Eng Sekuritas memberi rekomendasi beli saham ICBP. "Kami percaya akhir kemitraan Fritolay dengan ICBP tidak akan berdampak signifikan terhadap prospek bisnis ICBP," jelas Willy dan Isnaputra. 

Baca Juga: Agustus 2021, snack merek Lays dan Cheetos tak akan beredar lagi di Indonesia

Selain itu, akuisisi Pinehill Company Limited (PCL) menetapkan pertumbuhan CAGR pada tahun 2019-2020 sebesar 13,4% dibanding tahun 2016-2019 sebesar 11%. Akuisisi ini juga akan mempromosikan ICBP sebagai salah satu dari sedikit perusahaan FMCG multinasional di Indonesia dengan basis pasar yang signifikan.

Maybank Kim Eng Sekuritas menargetkan saham ICBP di harga Rp 14.000 per saham. Selain itu, harga saham ICBP kurang baik akhir-akhir ini karena kurangnya minat investor terhadap saham-saham defensif membuka peluang pembelian. 

Risiko negatif dari permintaan Maybank Kim Eng adalah pertumbuhan penjualan mie yang lemah di pasar domestik dan depresiasi rupiah yang signifikan. Terakhir adalah margin EBIT yang lebih rendah dari yang diharapkan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×