kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

DYNA proyeksi proses delisting bisa rampung September 2011


Rabu, 27 April 2011 / 14:42 WIB
ILUSTRASI. Petugas keamanan Arab Saudi berjaga di depan Ka'bah di Masjidil Haram yang kosong, sebagai tindakan pencegahan penyebaran penyakit virus corona (COVID-19), saat bulan suci Ramadan, di kota suci Mekkah, Arab Saudi, Selasa (5/5/2020). Saudi Press Agency/Han


Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Dynaplast (DYNA) yang digelar hari ini, Rabu (27/4), menyetujui rencana go private alias delisting.

Presiden Direktur PT Dynaplast Tbk (DYNA) Tony T Hambali mengungkapkan, dari 96% pemegang saham yang hadir, sebanyak 80% pemegang saham independen menyetujui rencana go private DYNA dan harga tender offer Rp 4.500/saham.

Perseroan menargetkan tender offer bisa selesai pada 7 Juli 2011 sementara proses delisting bisa rampung pada September 2011.

"Namun, ini tentatif. Masih bisa berubah jadwalnya, tergantung pihak ketiga," kata Tony, Rabu, (27/4).

Tony menambahkan, pembelian kembali saham milik publik akan dilakukan oleh induk perusahaan yakni PT Hambali Dinamitra yang saat ini memiliki 40,1% saham di DYNA. Dengan tender offer, kepemilikan saham PT Hambali Dinamitra akan naik menjadi 70%. Adapun dana yang disiapkan untuk tender offer itu sebesar Rp 400 miliar.

Komisaris DYNA Gunawan Tjokro menambahkan, alasan delisting selain disebabkan karena saham yang tidak likuid juga karena market capital DYNA terbilang kecil dibandingkan emiten lain di industri sejenis. Saat ini market capital DYNA sekitar US$ 40 juta.

"Dulu market cap US$ 30 juta - US$ 40 juta sudah bisa dikategorikan medium small cap. Tapi sekarang yang small cap itu sudah mencapai US$ 300 juta - US$ 400 juta. Kami sudah tidak cocok dengan keadaan seperti ini," ujar Gunawan.

Untuk itu, perusahaan memutuskan mengembangkan diri tanpa mengandalkan pasar modal. Namun, tak tertutup kemungkinan ke depan DYNA bisa kembali melantai di Bursa Efek Indonesia.

"Hanya saja, kami belum bisa menentukan kapan target kami kembali go public," tandas Tony.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×