Reporter: Rika Theo |
SINGAPURA. Harga minyak hari ini stagnan di sekitar US$ 88 per barrel setelah anjlok 4,1% kemarin. Data dari Zona Euro dan China yang jelek meningkatkan kecemasan soal perlambatan ekonomi yang akan menyurutkan permintaan minyak.
Harga kontrak minyak light sweet di bursa NYMEX naik 5 sen ke US$ 88,19 per barrel pukul 07.13 WIB. Kemarin, harga si emas hitam ini anjlok US$ 3,75 ke level US$ 88,14, terlemah dalam dua bulan. Harga minyak sudah lebih murah 11% tahun ini.
Ada dua faktor fundamental yang mempengaruhi pelemahan harga minyak.
Pertama, produksi minyak mentah AS naik ke level tertinggi dalam lebih dari 15 tahun, sementara konsumsi bahan bakar menurun. Jumlah produksi minyak AS mencapai 11.000 barel per hari atau 6,52 juta barel pekan lalu. Ini menjadi yang tertingggi sejak Desember 1996.
Padahal, permintaan bahan bakar minyak turun 0,3% ke 18,3 juta barel per hari hari sepanjang September.
“Pasar percaya ada terlalu banyak pasokan, dan ketika tak ada aktivitas ekonomi yang mendukungnya, secara umum harga pasti turun,” kata Jonathan Baratt, CEO Barratt’s Bulletin, sebuah newsletter komoditas di Sydney. Ia memprediksi harga minyak bisa serendah-rendahnya terjun ke harga US$ 82 per barel apabila stok minyak tak menyusut dan ekonomi global tak membaik.
Kedua, ekonomi zona Euro yang memburuk dan perlambatan China masih menghantui pergerakan harga minyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News