kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.608.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.234   46,00   0,28%
  • IDX 7.214   -18,93   -0,26%
  • KOMPAS100 1.067   1,88   0,18%
  • LQ45 843   -0,68   -0,08%
  • ISSI 215   0,86   0,40%
  • IDX30 434   -0,66   -0,15%
  • IDXHIDIV20 518   -0,27   -0,05%
  • IDX80 122   0,09   0,08%
  • IDXV30 124   0,24   0,19%
  • IDXQ30 142   -0,06   -0,04%

Stok berlimpah, harga CPO anjlok


Selasa, 02 Oktober 2012 / 06:41 WIB
Stok berlimpah, harga CPO anjlok
ILUSTRASI. Penjualan ponsel pintar di sebuah pusat perbelanjaan di Tangerang Selatan, Senin (11/1/2021). KONTAN/Baihaki


Reporter: Anna Marie Happy | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Harga minyak sawit mentah kian melandai. Produksi crude palm oil (CPO) Malaysia yang terus meningkat, memicu pelemahan harga CPO. Para analis memproyeksikan, CPO akan tersungkur lebih rendah lagi.

Kontrak pengantaran CPO untuk Desember 2012, Senin (1/10) pukul 15.20 WIB, senilai RM 2.450 per ton. Harga di Bursa Derivatif Malaysia itu, jatuh 3,77% daripada posisi penutupan akhir pekan lalu. Itu merupakan harga terendah selama dua tahun terakhir.

Mengutip Laporan Ekonomi 2012-2013 yang disusun Pemerintah Malaysia, proyeksi produksi di tahun 2013 sebanyak 18,9 juta ton, naik dari estimasi tahun ini, yaitu 18,4 juta ton. Peningkatan terjadi seiring dengan peningkatan jumlah pohon kelapa yang menghasilkan.

Akibatnya, persediaan minyak sawit di Malaysia pada Oktober, November dan Desember akan semakin menumpuk. Bahkan proyeksi persediaan CPO akan mencapai 3 juta ton di Januari.

“Ada kondisi di mana suplai berlebih. Itu wajar terjadi selama September-Oktober yang merupakan musim puncak produksi," ujar Alan Lim Seong Chun, Analis Kenanga Investment Bank Bhd seperti dikutip Bloomberg. Apalagi, ekonomi China negara pengimpor CPO sedang lesu.

Substitusi pun naik

Pengamat Komoditas Wahyu Tribowo Laksono, menjelaskan, kenaikan stok kedelai di Amerika Serikat (AS) berimbas terhadap harga CPO. Belum lagi ekonomi global masih melemah. Penyaluran stimulus di sejumlah negara, memang memicu sentimen positif di pasar komoditas. Namun, faktor suplai dan demand lebih dominan dalam menentukan harga CPO.

Analis Senior Monex Investindo Futures, Ariana Nur Akbar, menduga, kecenderungan penurunan harga CPO masih terjadi selama sebulan mendatang. Persediaan CPO, dan komoditas substitusinya, seperti jagung dan kedelai, yang meningkat, merupakan penyebab utama harga CPO terjun bebas.

Dari kacamata teknikal, Ariana menuturkan, CPO berpotensi melemah. Exponential moving average (EMA) 60 dan EMA 3 mengindikasikan kecenderungan CPO untuk bergerak turun. Sementara stochastic menyentuh area jenuh jual alias oversold, yang menunjukkan potensi penurunan mendekati level nol.

Ancaman penurunan juga terdeteksi dari moving average convergence divergence (MACD) 12, MACD 26, dan MACD 9. Ariana memprediksi, CPO memiliki kisaran support RM 2.320 - RM 2.392 per ton. Jika level itu terlewati, maka support berikut CPO adalah RM 2.203 per ton. Sedangkan resistance CPO berada di titik-titik RM 2.508 per ton, RM 2.563 per ton, dan RM 2.697 per ton.

Wahyu memprediksi harga CPO masih berpotensi turun di area RM 2.400 - RM 2.650 per ton. Di jangka menengah, CPO berkisar dari RM 2.200 hingga RM 2.300 per ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×