Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
Tambah lagi, peringkat utang Indonesia dari lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) berpeluang naik menjadi investment grade. S&P diperkirakan akan meninjau lagi surat utang Indonesia pada Mei 2017. Prediksi Rudiyanto, tahun ini IHSG berpotensi mencapai 6.000.
Investment Director Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana juga memprediksi reksadana saham tumbuh positif tahun ini. Rata-rata return bisa berkisar antara 10%-15%. Syaratnya, S&P menghadiahi peringkat investment grade. Amunisi juga berasal dari laba bersih perusahaan yang bisa melonjak 20% tahun ini.
Namun, ada dua tantangan yang patut diwaspadai investor. Pertama, kondisi politik dalam negeri. "Kedua, kenaikan suku bunga The Fed secara agresif," jelas Jemmy.
Sementara Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo menghitung, tahun ini imbal hasil reksadana saham berpeluang mencapai kisaran 13%-15%.
Ada beberapa katalis positif yang menyokong bursa saham domestik, mulai dari hasil pendapatan emiten di kuartal I-2017, kenaikan rating dari S&P, stabilitas makro ekonomi, berakhirnya pemilihan umum kepala daerah Jakarta, serta inflow dana asing. "Tapi target APBN, antara lain pendapatan dari pajak, perlu dicermati," imbuhnya.
Dari eksternal, pemilihan umum di Eropa bisa memicu sentimen negatif, terutama bila hasil tak sesuai harapan pasar. Volatilitas harga komoditas serta kebijakan Donald Trump mengenai perpajakan, yakni tax boarder adjustment, juga perlu dicermati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News