kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Dollar menguat, sejumlah emiten bisa dapat bonus margin


Minggu, 04 Maret 2018 / 20:07 WIB
Dollar menguat, sejumlah emiten bisa dapat bonus margin
ILUSTRASI. Teller Menunjukan Mata Uang Dollar


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan mata uang dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah bisa memberikan pengaruh terhadap kinerja emiten. Bisa memberikan pengaruh negatif bagi mereka yang memiliki banyak ongkos operasional dalam bentuk dollar. Sebaliknya, hal tersebut bisa juga memberikan efek positif, bagi mereka yang menjual dalam bentuk dollar AS dengan ongkos produksi rupiah.

Alfred Nainggolan, Kepala Riset Koneksi Kapital Sekuritas mengatakan kinerja emiten juga memberikan pengaruh dalam menghadapi momentum ini. Artinya penjualan emiten memang baik dan bertumbuh. Emiten seperti SRIL misalnya, memiliki basis konsumen global yang kuat. “Bisa dikatakan, ini bonus kenaikan margin yang bisa terealisasi dalam rupiah,” kata Alfred kepada Kontan.co.id, Jumat (2/3).

Selain SRIL, emiten lain yang berpotensi mendapat pengaruh positif yakni PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Emiten memiliki porsi penjualan besar dalam bentuk dollar AS. Sementara biaya operasional mereka dalam bentuk rupiah. Meski demikian, biasanya penjualan batubara sudah ditentukan melalui kontrak misalnya saja tiga bulanan. Berbeda halnya dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), di mana banyak kontrak perusahaan yang berupa jangka panjang.

Emiten yang punya kontrak pendek lainnya, di antaranya seperti PT Harum Energy Tbk (HRUM) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Emiten ini berkesempatan mendapatkan ruang dan skema harga baru. “2018 ini kemungkinan banyak terjadi perubahan kontrak, karena perubahan harga batubara. Jadi margin makin besar,” lanjutnya.

Muhammad Alfatih, Analis Samuel Sekuritas Indonesia menyatakan emiten biasanya sudah mempersiapkan kondisi perubahan nilai tukar rupiah. Salah satu di antaranya melalui mekanisme kontrak jangka pendek, maupun hedging. “Saham-saham yang kalau dollar menguat, biaya operasionalnya dalam dollar dirugikan, sedangkan pemasukan dalam dollar diuntungkan,” kata Alfatih di BEI, Jumat (2/3).

Lebih lanjut, dia menyatakan saat ini SRIL dan beberapa emiten tambang berpotensi mendapat bonus margin. Dia merekomendasikan beli SRIL dengan target harga 500. Bila dilihat dari pergerakan harga, SRIL masih belum terlalu mudah untuk tebus level 400. “Masih bisa beli untuk jangka panjang dan trading juga,” katanya.

Sedangkan untuk emiten batubara sendiri, belakangan masih dipengaruhi oleh sentimen kebijakan domestic market obligation (DMO). Namun beberapa emiten batubara masih memiliki pangsa pasar ekspor yang cukup menarik misalnya saja, ITMG. ITMG saat ini masih konsolidasi dan bisa untuk beli. “Target harga 32.300. Kalau koreksi sampai 27.900 maka everagenya 25.400,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×