Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) tercatat masih mampu menjaga dominasi di tengah pasar otomotif yang lesu.
Toyota, di bawah distribusi ASII, menguasai pangasa pasar sebesar 35% mobil nasional pada bulan Mei 2025. Pangsa pasar ASII naik sebesar 31% dibandingkan bulan sebelumnya.
Analis Ina Sekuritas, Arief Machrus mencemari, ASII tetap menjadi pemain dominan di pasar otomotif Indonesia dengan penguasaan lebih dari 55% pangsa pasar mobil dan 75% segmen sepeda motor.
Dominasinya ditopang oleh hak eksklusif distribusi merek Toyota dan Daihatsu.
Baca Juga: Astra International (ASII) Caplok 83,67% Saham Mega Manunggal Property (MMLP)
Namun lebih dari itu, diversifikasi portofolio bisnis juga menjadi keunggulan ASII. Tak hanya otomotif, perusahaan ini juga memiliki lini usaha di bidang pembiayaan, alat berat, pertambangan, hingga agribisnis.
“Diversifikasi melindungi kinerja keuangan dari risiko pelemahan rupiah atau lemahnya permintaan,” kata Arief dalam riset 7 Juli 2025.
Baru-baru ini, ASII melalui entitas usahanya mengakuisisi 83,67% saham PT Mega Manunggal Property (MMLP), emiten pergudangan modern.
Namun, di sisi lain Head of Investment Solution Mirae Asset Sekuritas Roger MM mencermati, akuisisi emiten ini tergolong kecil jika dibandingkan dengan skala bisnis ASII secara keseluruhan.
Dus, ia memperkirakan, meski Astra mengakuisisi lebih dari 83% saham MMLP, dampaknya terhadap pendapatan dan laba perusahaan induk diperkirakan tidak signifikan.
Baca Juga: Astra International (ASII) Sebut Penurunan BI Rate Akan Dorong Penjualan Mobil
Roger menilai, bisnis inti ASII di sektor otomotif ke depan masih berpotensi stagnan, tercermin dari tren penurunan penjualan mobil belakangan ini.
Dalam kondisi tersebut, menurutnya, investor mulai menggeser perhatian ke potensi lain yang dimiliki ASII, yakni sebagai dividend player.
Maka dari itu, jika harga saham ASII terkoreksi, banyak investor cenderung memanfaatkan momentum tersebut. “Dari situ, investor akan beli saham ASII untuk menikmati dividen pada tahun berikutnya,” ujar Roger ketika ditemui Kontan di Jakarta, Rabu (23/7).
Kendati demikian, ia menilai peluang pertumbuhan ASII masih terbuka di industri. Walau belum agresif sepenuhnya di segmen mobil listrik (EV) yang sedang kompetitif, peluang ada di segmen mobil konvensional.
Terutama, dari konsumen baru dengan daya beli yang mulai meningkat. “Kalau income mulai naik, biasanya mobil pertama yang dibeli, ya, mobil konvensional,” ujarnya.
Baca Juga: Astra International (ASII) Anggarkan Capex Rp 28 Triliun di Tahun 2025
Arief tetap optimistis merekomendasikan beli saham ASII dengan target harga Rp 5.850 per saham. Analis Edvisor Profina Visindo, Indy Naila menyarankan beli saham ASII dengan target harga Rp 5.000 per saham.
Selanjutnya: Cuan 29.34% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak (23 Juli 2025)
Menarik Dibaca: BI Siap Rilis Payment ID yang Terintegrasi dengan NIK pada 17 Agustus 2025, Apa Itu?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News