Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
Konektivitas diperkirakan tumbuh 1,2% menjadi Rp 1,6 triliun, didukung oleh 19.700 aktivasi baru. Pendapatan sewa menara diperkirakan tumbuh moderat sebesar 0,7% menjadi Rp 8,6 triliun.
Manajemen menyebutkan di tahun 2025 ini masih akan cukup banyak tantangan di industri telekomunikasi yang akan berdampak negatif pada pertumbuhan perusahaan. Mulai dari konsolidasi EXCL-FREN hingga potensi persaingan harga paket data.
Untuk itu perseroan menargetkan di tahun 2025 dengan pertumbuhan pendapatan low single digit. Sementara EBITDA tumbuh sedikit diatas pendapatan yang akan dipengaruhi oleh segmen non-tower.
Baca Juga: Sarana Menara Nusantara (TOWR) Bagikan Dividen Rp 800 Miliar
Meskipun FTTT hanya berkontribusi 17,1% dari total pendapatan, FTTT tetap menjadi pendorong pertumbuhan utama di tengah konsolidasi MNO yang sedang berlangsung. FTTH juga mencatat pertumbuhan yang kuat, dengan pendapatan naik 29,3% menjadi Rp314,0 miliar.
Manajemen menargetkan 2,0 juta homepass, setelah mencapai 1,78 juta pada semester pertama 2025.
Namun, Sukarno mengatakan, beberapa tantangan yang bisa menekan kinerja TOWR. Antara lain kebutuhan belanja modal (capex) yang tinggi, risiko fluktuasi nilai tukar, dan potensi tekanan laba bersih akibat pembengkakan biaya keuangan.
Serta efek dilusi dari rights issue Rp 9 triliun sebelum menghasilkan kontribusi penuh terhadap pertumbuhan.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Sarana Menara Nusantara (TOWR) di Tengah Tantangan 2025
Selain itu, Aqil menyebut dampak konsolidasi sektor telekomunikasi masih menjadi tantangan Perseroan. Industri telekomunikasi yang mengalami persaingan ketat juga akan berdampak kurang positif bagi industri menara.
Menurut Sukarno, investor perlu mencermati beberapa faktor utama seperti realisasi akuisisi dan ekspansi digital, tren penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang berpotensi menurunkan beban bunga, kebutuhan capex jangka pendek.
Serta dinamika makroekonomi yang memengaruhi pergerakan nilai tukar. Penurunan BI rate khususnya akan menjadi katalis positif bagi margin laba bersih dan valuasi saham.
“Dengan fundamental yang solid, margin tinggi, serta prospek pertumbuhan fiber dan ekspansi digital, saham TOWR tetap menarik untuk jangka menengah-panjang,” ucap Sukarno.
Baca Juga: Sarana Menara Nusantara (TOWR) Pasang Target Konservatif di 2025
KB Valbury Sekuritas memproyeksikan pendapatan dan laba bersih TOWR tahun 2025 masing - masing sebesar Rp 13,22 triliun dan Rp 3,4 triliun. Tahun 2024 pendapatan TOWR Rp 12,74 triliun dan laba bersih Rp 3,4 triliun.
Steven dan Sukarno merekomendasikan Buy saham TOWR dengan target harga masing – masing Rp 800 per saham dan Rp 700 per saham. Sedangkan, Aqil merekomendasikan Hold TOWR dengan target harga Rp 575 per saham.
Selanjutnya: MNC Sekuritas Perkenalkanm Fitur Lite dan Pro Dalam Satu Aplikasi
Menarik Dibaca: 5 Aturan Emas Warren Buffett untuk Menghindari Jebakan Keuangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News