kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.555.000   9.000   0,58%
  • USD/IDR 16.207   38,00   0,23%
  • IDX 7.091   26,78   0,38%
  • KOMPAS100 1.053   5,90   0,56%
  • LQ45 824   2,74   0,33%
  • ISSI 211   1,00   0,48%
  • IDX30 423   1,34   0,32%
  • IDXHIDIV20 506   1,48   0,29%
  • IDX80 120   0,68   0,57%
  • IDXV30 124   0,72   0,59%
  • IDXQ30 140   0,16   0,11%

Disokong Ekonomi China yang Pulih, Harga Logam Mulia Diproyeksi Positif Tahun Depan


Selasa, 10 Desember 2024 / 19:40 WIB
Disokong Ekonomi China yang Pulih, Harga Logam Mulia Diproyeksi Positif Tahun Depan
ILUSTRASI. Pekerja menunjukkan emas yang dijual di Butik Emas Logam Mulia PT. Aneka Tambang (Antam) di Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (28/11/2024). Harga emas keluaran Antam mengalami kenaikan sebesar Rp9.000 per gram dari Rp1.504.00 per gram menjadi Rp1.513.000 per gram. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/YU


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga komoditas logam mulia meliputi emas, perak hingga tembaga, diproyeksi bakal positif di 2025. Harga logam mulia tahun depan akan mendapatkan sentimen positif dari perekonomian China.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mencermati, harga emas naik saat ini didukung oleh permintaan bank sentral terutama China. Berita mengenai Bank sentral China (PBoC) yang kembali melanjutkan pembelian emas bulan lalu telah mendorong harga emas kembali naik.

‘’Pembelian emas bulan lalu oleh PBoC membuat sentimen kembali naik. Jadi itu adalah faktor utamanya penggerak harga emas,’’ jelas Lukman kepada Kontan.co.id, Selasa (10/12).

Di samping itu, ekspektasi suku bunga dan perkembangan geopolitik seperti di Suriah dan Ukraina juga ikut mendukung tren bullish emas. Kenaikan harga emas pun telah mengangkat harga logam mulia lainnya seperti perak dan tembaga.

Baca Juga: Harga Emas di Level Tertinggi 2 Pekan Karena Pembelian China, Harapan Penurunan Bunga

Lukman menjelaskan, perak dan tembaga sama-sama digerakkan oleh sentimen dari China layaknya emas. Perak bahkan naik jauh lebih besar daripada emas dalam 24 jam terakhir karena didukung oleh berita pembelian bank sentral China dan rencana stimulus negara tersebut. Sedangkan, tembaga lebih dipengaruhi berita stimulus China saja.

Berdasarkan data Tradingeconomics, Selasa (10/12) pukul 19.10 WIB, harga emas berada di US$ 2.677 per ons troi, naik sekitar 1,11% dalam sepekan terakhir. Harga perak di posisi US$ 31.930 per ons troi atau naik 2,76% dalam sepekan. Sedangkan, harga tembaga di posisi US$ 4.2045 per ton yang terlihat naik sekitar 1,40% dalam periode sepekan.

Di tahun depan, menurut Lukman, emas kemungkinan setidaknya bisa mencapai level US$3.000 per ons troi. Kenaikan harga logam kuning di tahun depan diperkirakan tidak sesignifikan tahun ini, karena diliputi kekhawatiran kebijakan tarif Trump yang berpeluang meningkatkan inflasi dan suku bunga tinggi.

Namun emas bisa kembali reli atau bahkan lebih kuat daripada tahun ini, apabila dampak Trump tidak separah yang dikhawatirkan dan permintaan bank sentral yang terus kuat. Sentimen perang geopolitik di timur tengah dan Rusia-Ukraina ataupun dari tensi  perang dagang antara China-AS, juga sangat mendukung.

Sementara itu, Lukman memperkirakan harga perak akan berkisar US$36 - US$38 per ons troi di tahun 2025. Perak akan mengekor pergerakan harga emas dunia yang utamanya dipengaruhi kombinasi sentimen pembelian bank sentral China dan stimulus negeri tirai bambu tersebut.

Baca Juga: Harga Tembaga Melonjak Dekati Level Tertinggi dalam Sebulan Senin (9/12)

Untuk tembaga, diproyeksi harga akan kembali ke level US$10.000 per ton di 2025. Harga tembaga akan tergantung realisasi stimulus China. Tanpa adanya China, tembaga mungkin akan susah melewati level US$9.000 per ton.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo memandang, prospek harga logam mulia pada tahun 2025 secara umum positif, dengan emas, perak, dan tembaga diperkirakan akan mengalami kenaikan harga. Optimisme itu akan didorong oleh kombinasi kebijakan moneter, permintaan industri, ketegangan geopolitik, dan pembelian bank sentral.

Sutopo menjelaskan, emas kini tengah didukung dari langkah bank sentral China menambahkan emas ke cadangannya untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan. Selain itu, rencana untuk melonggarkan kebijakan moneter untuk pertama kalinya dalam 14 tahun, telah meningkatkan sentimen positif di seluruh komoditas.

‘’Ketegangan geopolitik di Timur Tengah, khususnya ketidakstabilan di Suriah, turut memberikan dukungan tambahan karena investor mencari aset safe haven seperti emas,’’ ujar Sutopo kepada Kontan.co.id, Selasa (10/12).

Katalis positif dari langkah bank sentral China menebar stimulus guna merangsang perekonomian,  juga meningkatkan harga perak dan tembaga, mengingat China merupakan konsumen terbesar komoditas logam.

Sutopo menambahkan, rencana stimulus China bisa mengurangi dampak potensial dari tarif hukuman Donald Trump. Namun, investor tetap berhati-hati, dengan kekhawatiran yang masih ada atas prospek pertumbuhan jangka panjang China, khususnya di sektor konstruksi.

Selain itu, perak bersama dengan tembaga, juga diuntungkan oleh meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan kembali memangkas suku bunga bulan ini. Pasar sekarang memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin hampir 90%, naik tajam dari 73% seminggu yang lalu.

Baca Juga: Usai Jeda 6 Bulan, Bank Sentral Tiongkok Kembali Borong Emas

Sutopo memproyeksi, harga perak bakal melonjak dengan potensi mencapai US$ 38 per ons troi pada akhir tahun 2025. Peningkatan permintaan dari industri seperti elektronik, energi surya, dan kendaraan listrik akan mendongkrak harga perak.

‘’Mirip dengan emas, suku bunga rendah dan potensi penurunan suku bunga akan membuat perak lebih menarik. Peningkatan permintaan aset safe haven selama konflik geopolitik juga akan mendukung harga perak,’’ sebut dia.

Harga tembaga sendiri diperkirakan stabil ke level US$10.400 per ton di akhir 2025. Permintaan yang kuat dari proyek infrastruktur, energi terbarukan, dan kendaraan listrik akan mendukung harga tembaga.

Di samping itu, potensi gangguan pasokan karena ketegangan geopolitik dan pembatasan perdagangan dapat memperketat pasar dan menaikkan harga. Investasi industri dan infrastruktur yang kuat, khususnya di China, akan mendorong permintaan tembaga.

Sementara, Sutopo melanjutkan, harga emas diperkirakan naik mencapai sekitar US$3.000 per ons pada akhir tahun 2025. Potensi penurunan suku bunga oleh bank sentral, khususnya Federal Reserve, akan membuat emas lebih menarik.

Konflik geopolitik yang sedang berlangsung dan ketidakpastian ekonomi juga berpeluang meningkatkan permintaan emas sebagai aset safe haven. Selain itu, eningkatan pembelian emas oleh bank sentral, khususnya di pasar berkembang, akan mendukung harga emas yang lebih tinggi.

‘’Secara umum, prospek harga logam mulia positif pada tahun 2025,’’ tutur Sutopo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×