kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.874.000   -21.000   -1,11%
  • USD/IDR 16.295   0,00   0,00%
  • IDX 7.176   -23,15   -0,32%
  • KOMPAS100 1.044   -7,03   -0,67%
  • LQ45 815   -3,41   -0,42%
  • ISSI 226   -0,18   -0,08%
  • IDX30 426   -2,13   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   0,07   0,01%
  • IDX80 118   -0,55   -0,47%
  • IDXV30 121   0,13   0,11%
  • IDXQ30 139   -0,23   -0,17%

Dinilai Punya Prospek Menarik, Ini Rekomendasi Analis Terhadap Saham BUKA


Selasa, 26 April 2022 / 22:02 WIB
Dinilai Punya Prospek Menarik, Ini Rekomendasi Analis Terhadap Saham BUKA
ILUSTRASI. Ikon logo Bukalapak. Dinilai Punya Prospek Menarik, Ini Rekomendasi Analis Terhadap Saham BUKA


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 38% dari tahun sebelumnya menjadi Rp 1,9 triliun. Perseroan juga mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 1,67 triliun sepanjang 2021.

Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy menilai, prospek BUKA masih menarik untuk investasi, tetapi investor harus memahami risiko berinvestasi di perusahaan teknologi yang cenderung bergejolak dalam jangka pendek, sehingga lebih cocok bertahan untuk investasi jangka panjang.

Sedangkan Head of Indonesia Research & Strategy JP Morgan Henry Wibowo dalam risetnya mengatakan BUKA naik sebesar 23% dalam 1 bulan terakhir, setelah berakhirnya penguncian pada 28 Maret 2022. Kenaikan ini menjadi bukti kepercayaan investor terhadap prospek bisnis perusahaan BUKA.

"Hal ini, menjadi jalur yang jelas untuk membuat EBITDA positif sampai pada tahun 2024, akan menempatkan BUKA pada posisi yang kuat untuk menavigasi pasar yang bergejolak dan lingkungan suku bunga yang meningkat," kata Henry.

Paulus mengatakan BUKA memberikan hasil yang jelas sepanjang tahun 2021 dengan mencatat total processing value (TPV) atau nilai pemprosesan total dan pendapatan bersih sepanjang tahun 2021 sebesar Rp 122 triliun dan Rp 1,86 triliun meningkat 44% dan 38% secara year on year (yoy). 

Baca Juga: Harga Saham GOTO & BUKA Beda Nasib di Perdagangan Bursa Selasa (26/4)

"TPV dan Pendapatan BUKA di 2021 sudah cukup sejalur dengan konsensus kita dan market. TPV-nya berhasil sentuh 99% dari proyeksi kita, sedangkan pendapatan bersih sentuh 95% dari proyeksi target kita," ujar Paulus kepada Kontan.co.id, Selasa (26/4).

Paulus mengatakan proyeksi tahun ini BUKA mencatatkan TPV sebesar Rp 166 triliun dan pendapatan sebesar Rp 2,8 triliun. Pertumbuhan ini akan didorong oleh pertumbuhan Mitra TPV yang luar biasa lebih dari 146% secara tahunan menjadi sebesar Rp 56 triliun pada tahun 2021. 

Sementara, TPV saat ini terkumpul sebesar Rp 66 triliun menunjukkan 7% pertumbuhan positif secara tahunan, karena BUKA mengalihkan fokus pada Mitra yang menyumbang sebesar 45,8% dari total TPV BUKA dan inisiatif baru lainnya. 

"Secara keseluruhan pendapatan meningkat sebesar 38% secara tahunan atau menjadi Rp 1,87 triliun pada tahun 2021, sebagian besar didukung oleh Mitra, setelah eliminasi meningkat 284,5% secara tahunan menjadi Rp 765 miliar dan mitra bisnis mengalami peningkatan signifikan sebesar 1,36% pada tahun 2021, dengan hampir 49 BPS peningkatan secara tahunan," ujar Paulus.

Henry percaya bahwa Mitra akan terus menjadi pendorong pertumbuhan utama. Dengan inisiatif bisnis baru seperti bank digital dan E-groceries sebagai penggerak nilai tambahan Sum Of The Parts (SOTP). 

Henry dalam risetnya merevisi estimasi pendapatan pada tahun 2022 dan 2023 sebesar 16% dan 14% didorong oleh pertumbuhan TPV yang lebih rendah menjadi CAGR 10% pada sepanjang tahun 2021-2023 dari sebelumnya 20% CAGR.

Baca Juga: Tiga Saham Ini Diprediksi Masuk Rebalancing Indeks MSCI Indonesia

Sementara itu Henry menjelaskan risiko kerugian berasal dari tingginya persaingan di E-Commerce lainnya seperti Tokopedia, Shopee dan Warung Pintar, kedua akibat biaya pemasaran yang tinggi dan biaya akuisisi pelanggan yang berkepanjangan, sementara untuk yang ketiga dari penundaan eksekusi untuk AlloBank (Bank Digital) dan AlloFres (E-Groceries).

Peluang Usaha Baru 

Paulus mengatakan BUKA sekarang berfokus pada beberapa inisiatif baru yang bertujuan untuk meningkatkan tarif perdagangan dan keterlibatan pengguna. Dimana BUKA telah meluncurkan Allo Fresh, platform khusus grosir online, bekerja sama dengan Trans Retail Indonesia, cabang ritel CT Corp, untuk bergabung dalam kompetisi di pasar e-grocery Indonesia. 

Allo Fresh memulai bisnisnya dengan meluncurkan lebih dari 150.000 stock keeping unit (SKU) dari 53 toko Transmart di daerah perkotaan yang tinggi dan berencana untuk mengembangkannya menjadi 300.000 SKU dari 128 toko di seluruh negeri, dengan waktu pengiriman tiga jam, dan berusaha untuk meningkatkan secara maksimal dari 30 menit pengiriman.

"Allo Fresh diyakini membantu meningkatkan penerimaanya secara keseluruhan sementara Allo Bank digital akan meningkatkan literasi keuangan Mitra dan pengguna," ucap Paulus.

Analis Bahana Sekuritas Nathania Giovanna dan Baruna Arkasatyo dalam risetnya mengatakan AlloFresh dapat mengirimkan barang paling segar dengan salah satu jenis kemasan teraman meskipun dalam durasi yang lebih lama dibandingkan dengan produk sejenis lainnya. 

Allo Fresh berencana untuk menargetkan kota tier-1 terlebih dahulu, kemudian berkembang ke non-tier 1 dan Allo Fresh berencana untuk menyediakan layanan Bisnis ke bisnis ke konsumen (B2B2C) di Mitra Bukalapak.

Analis Bahana Sekuritas mengatakan pasar grosir Indonesia diproyeksikan mencapai US$ 170 miliar pada 2022, menjadikan Indonesia sebagai pasar grosir terbesar ke-13 dan keempat di dunia dan Asia, menurut Institute of Grocery Distribution (IGD).  

Baca Juga: Rebalancing Indeks MSCI Indonesia, Tiga Saham Ini Diprediksi Jadi Anggota Baru

"Selain itu, Indonesia adalah pasar e-niaga terbesar di ASEAN, mencapai US$ 35 miliar pada tahun 2020 dan akan mencapai US$ 104 miliar pada tahun 2025," ucap Bahana Sekuritas.

Selain itu, investasi BUKA di Allo Bank akan segera direalisasikan karena aplikasi siap diluncurkan ke publik pada kuartal kedua 2022.

"Saat ini aplikasi tersebut dalam tahap pengujian beta yang hanya tersedia untuk karyawan CT-Corp. Perhatikan bahwa BUKA hanya memiliki 11,5% saham di Allo Bank, sehingga hasilnya tidak akan dikonsolidasikan ke dalam pembukuan BUKA,"tutur Bahana Sekuritas.

Allo Bank dapat memanfaatkan ekosistem BUKA dengan memperoleh data dan analisis pendapatan bisnis nasabah, termasuk review dan transaksi nasabah, dari aplikasi BUKA untuk menentukan credit scoring. 

Baca Juga: Bukalapak (BUKA) Masih Fokus Meningkatkan Take Rate di Tahun 2022

Paulus merekomendasikan buy terhadap saham PT Bukalapak dengan TP sebesar Rp 830 per saham. Sucor masih suka dengan BUKA dengan TPV dan potensi pertumbuhan top-line, kekuatan yang disebutkan di atas dalam neraca mereka, dan jalan menuju keuntungan.

Henry merekomendasikan overweight terhadap saham PT Bukalapak sebesar Rp 600 persaham dan Bahana Sekuritas mempertahankan HOLD dan memotong TP 12 bulan terhadap saham PT Bukalapak menjadi Rp 322 per saham yang sebelumnya Rp 510 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×