kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rebalancing Indeks MSCI Indonesia, Tiga Saham Ini Diprediksi Jadi Anggota Baru


Minggu, 24 April 2022 / 17:00 WIB
Rebalancing Indeks MSCI Indonesia, Tiga Saham Ini Diprediksi Jadi Anggota Baru
ILUSTRASI. Ada tiga saham yang berpotensi ditambahkan ke dalam indeks MSCI Indonesia.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Trimegah Sekuritas memprediksi, ada tiga saham yang berpotensi ditambahkan ke dalam indeks MSCI Indonesia pada rebalancing semi tahunan yang akan diumumkan pada Mei 2022. Saham-saham tersebut adalah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Kepala Riset Trimegah Sekuritas Willinoy Sitorus mengatakan, kriteria penambahan atau penghapusan saham di indeks MSCI Indonesia ditentukan oleh tingkat likuiditas saham dan kapitalisasi pasar saham free-float alias free float-adjusted market capitalization (FFMC). Secara keseluruhan, total FFMC indeks MSCI Indonesia mencakup 56,8% FFMC Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Menurut Willinoy, EMTK memiliki kemungkinan terbesar untuk menjadi anggota indeks MSCI Indonesia karena FFMC EMTK sudah mencapai US$ 2,8 miliar. Likuiditas sahamnya juga tergolong tinggi, terlihat dari volume perdagangan harian rata-rata (ADTV) selama setahun yang sebesar US$ 8,6 juta per hari per 20 April 2022.

Baca Juga: Ini Pilihan Saham Emiten Anggota Indeks Kompas100 yang Dinilai Masih Menarik

Sementara itu, AMRT dan INCO mempunyai kesempatan menengah untuk ditambahkan menjadi anggota indeks MSCI Indonesia. Untuk menjadi anggota indeks ini, emiten harus memenuhi persyaratan, yakni memiliki FFMC lebih dari US$ 1 miliar dan likuiditas tinggi yang tercermin dari ADTV sebesar US$ 2,5 juta per hari.

Lebih lanjut, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) juga memiliki likuiditas dan FFMC yang tinggi. "Akan tetapi, para emiten tersebut baru menjadi perusahaan terbuka kurang dari setahun. Kami pikir terlalu dini bagi ketiga saham itu untuk dimasukkan ke dalam indeks MSCI Indonesia," kata Willinoy dalam riset, Jumat (22/4).

Tak berhenti sampai di situ, sejumlah saham juga sedang mengejar untuk memenuhi kriteria MSCI. Sebut saja PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), dan PT XL Axiata Tbk (EXCL).

Baca Juga: IHSG Diprediksi Rebound ke 7.200-7.250 pada Senin (25/4)

FFMC BRMS sudah mencapai US$ 1 miliar, tetapi BRMS memerlukan rekam jejak yang lebih lama, mengingat harga sahamnya baru saja meroket 86% secara year to date (ytd). Sementara FFMC BEBS, PGAS, PTBA, MIKA, dan EXCL hampir mendekati US$ 1 miliar dengan ADTV US$ 4 juta.

Di sisi lain, kemungkinan tidak ada penghapusan saham dari indeks MSCI Indonesia pada Mei 2022. Pasalnya, semua konstituen saat ini telah memenuhi persyaratan untuk menjadi anggota indeks.

Saat ini, hanya ada 23 saham yang menjadi konstituen indeks MSCI Indonesia, berbeda jauh dengan tahun 2017 yang terdapat 31 anggota. Rebalancing tengah tahun indeks MSCI Indonesia akan diumumkan pada 12 Mei 2022, lalu akan berlaku efektif mulai 1 Juni 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×