Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Penyerapan belanja modal PT Intiland Development Tbk tahun ini berjalan agak lambat. Hingga saat ini, emiten berkode DILD ini baru menyerap capital expenditure (capex) Rp 1 triliun.
Jumlah tersebut setara 50% target capex tahun ini, Rp 2 triliun. Meski begitu, manajemen DILD menilai realisasi tersebut masih sesuai target. "Angkanya kira-kira sudah proporsional, sekitar Rp 1 triliun," kata Direktur Intiland Development, Archied Noto Pradono, kemarin (20/9).
DILD memakai dana capex untuk membangun beberapa proyek, antara lain One Park Avenue, Spazio, Regatta dan Praksis. Karena itu, DILD belum mengubah target marketing sales senilai Rp 2,5 triliun pada tahun ini.
DILD masih menunggu hingga periode pertama program pengampunan pajak berakhir, yaitu September 2016. "Kami lihat lagi setelah amnesti pajak, tetapi kami menilai semuanya masih ideal," ujar Archied.
DILD berniat menggeber penyerapan sisa capex di triwulan akhir tahun ini. Tapi manajemen enggan membeberkan proyek lain yang akan digarap tahun ini. DILD juga bersiap melanjutkan pembangunan beberapa proyeknya.
Proyek Darmo di Surabaya tinggal menunggu izin dari pemerintah setempat. Setelah periode pertama program amnesti pajak kelar, DILD akan memulai pembangunan. "Tidak ada target khusus setelah amnesti pajak, tetapi kami berharap hal yang positif," imbuh Archied.
Demikian pula dengan proyek reklamasi di Pulau H Teluk Jakarta. Sekretaris Perusahaan DILD Theresia Rustandi menyebutkan, pulau H belum sampai proses pembangunan karena masih menunggu keputusan pasti dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi DKI Jakarta.
DILD juga masih harus menghitung ulang nilai investasi karena ada perubahan harga bahan baku, kontraktor dan lain-lain. DILD tengah membicarakan rencana pendanaan proyek ini. "Awalnya kami menargetkan Rp 7,5 triliun hingga pulau rampung, di luar bangunan. Tapi angka itu sudah tidak valid, bisa lebih bisa kurang," kata Theresia.
DILD juga kian ekspansif di bisnis kawasan industri. Setelah memiliki Ngoro Industrial Park di Jawa Timur, DILD membidik lokasi lahan industri seluas 500 hektare di provinsi yang sama. DILD masih melakukan penjajakan atas lahan tersebut.
Untuk mengembangkan kawasan industri ini, DILD akan memakai belanja modal tahun depan. Tapi manajemen belum merinci berapa besar kebutuhan anggaran. Semester pertama lalu, DILD meraih laba bersih Rp 150,65 miliar.
Jumlah ini naik 16% dibandingkan realisasi di periode sama tahun lalu. Sedang pendapatan tumbuh 14% year-on-year jadi Rp 1,13 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News