kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dibayangi Sejumlah Sentimen, Begini Prospek Emiten Semen Tahun Ini


Minggu, 06 Februari 2022 / 11:51 WIB
Dibayangi Sejumlah Sentimen, Begini Prospek Emiten Semen Tahun Ini
ILUSTRASI. Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat semen di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (25/10/2019). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/ama.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek emiten semen masih dibayangi sejumlah katalis tahun ini. Diantaranya sentimen kasus penyebaran Covid-19 varian omicron yang baru-baru ini menanjak. Hal ini berpotensi membuat pemerintah menerapkan kembali pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM ) ketat.

Andreas Yordan Tarigan, Analis Henan Putihrai Sekuritas menilai, PPKM dan omicron dapat mempengaruhi penjualan semen, terutama apabila level PPKM dinaikkan. Bisa saja kondisi saat ini kembali ke kondisi seperti semester kedua 2021, dimana pembangunan terhambat dan menekan volume penjualan terutama di wilayah DKI Jakarta dan Jawa bagian timur.

Selain sentimen omicron, emiten semen juga dihadapi dengan harga batubara yang terhitung masih cukup tinggi saat ini, meski memang harga batubara sudah melandai dari tahun lalu. Di tambah lagi, tempo hari sempat terjadi tight supply di Indonesia sehingga ada larangan ekspor. Pemerintah juga sempat heboh dengan memunculkan skema badan layanan  umum (BLU).

Andreas menilai, kemungkinan dengan kondisi yang cukup volatil saat ini, perusahaan semen akan kesusahan untuk mendapatkan jatah domestic market obligation (DMO). Ditambah, kontrak batubara untuk perusahaan semen terjadi secara kuartalan, sehingga kemungkinan kondisi  emiten semen akan terlihat lebih baik di kuartal kedua 2021.

Baca Juga: Samuel Sekuritas Rekomendasikan Buy Saham TAPG, Ini Penjelasannya

“Kalau memang nanti harga batubara bisa kurang dari US$ 130 per ton, ditambah kenaikan harga semen sedikit saja, itu sudah akan terlihat penebalan margin yang sangat signifikan,” terang Andreas kepada Kontan.co.id, Minggu (6/2).

Analis Ciptadana Sekuritas Michael Filbery menyebut, dua pemain semen teratas tanah air, yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) telah mengambil langkah untuk menaikkan harga jual di tengah kenaikan ongkos batubara. 

INTP telah melakukan kenaikan harga semen bag sebanyak dua kali hingga akhir tahun 2021, dengan total kenaikan sekitar 5%-9%. Sementara itu, SMGR diperkirakan telah meningkatkan  harga jual rata-ratanya atau average selling price (ASP) sebesar 4%-5% pada Oktober 2021 dan sekitar 6%-7% pada November 2021.

Jika ditranslasikan, ASP SMGR cenderung datar, sementara INTP mengalami peningkatan ASP sebesar 2,5% di tahun lalu.  Tahun ini, Ciptadana Sekuritas memperkirakan adanya kenaikan ASP sebesar 1,5% secara year-on-year (YoY) untuk INTP dan kenaikan ASP sebesar 3,0% pada tahun ini secara keseluruhan.

“Kami memperkirakan pangsa pasar (market share)  akan tetap stabil karena pemain lain secara bertahap akan mengikuti kenaikan ASP paling lambat pada kuartal kedua 2022 untuk menjaga stabilitas margin mereka,” terang Michael.

Baca Juga: Kinerja Moncer, Analis Rekomendasi Saham-saham Perbankan Ini

Di sisi lain, Michael juga memperkirakan biaya bahan bakar per ton akan lebih rendah 4%-6% di tahun ini. Menurunnya biaya bahan bakar didukung oleh normalisasi pasokan batubara. Harga batubara yang akan lebih rendah dari tahun lalu bisa mengurangi tekanan harga bahan baku bagi para pemain tahun ini.

Berdasarkan perhitungan Michael, harga rata-rata batubara yang lebih rendah akan menyebabkan penurunan biaya bahan bakar per ton sebesar 4,0% dan 5,9% masing-masing untuk INTP dan SMGR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×