kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   16.000   0,85%
  • USD/IDR 16.220   -29,00   -0,18%
  • IDX 6.915   -12,32   -0,18%
  • KOMPAS100 1.007   -0,64   -0,06%
  • LQ45 771   -2,07   -0,27%
  • ISSI 227   0,47   0,21%
  • IDX30 397   -1,97   -0,49%
  • IDXHIDIV20 459   -2,95   -0,64%
  • IDX80 113   -0,11   -0,10%
  • IDXV30 114   -0,70   -0,61%
  • IDXQ30 128   -0,64   -0,49%

Dibayangi Risiko Permintaan, Begini Prospek Harga CPO pada Semester II-2025


Selasa, 01 Juli 2025 / 14:44 WIB
Dibayangi Risiko Permintaan, Begini Prospek Harga CPO pada Semester II-2025
ILUSTRASI. Pergerakan harga minyak kelapa sawit (CPO) Malaysia selama semester I-2025 banyak dipengaruhi kekhawatiran seputar perang dagang global


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Seperti halnya komoditas lain, pergerakan harga minyak kelapa sawit (CPO) Malaysia selama semester I-2025 banyak dipengaruhi kekhawatiran seputar perang dagang global. Hingga akhir tahun, pergerakan harga CPO juga tertahan sejumlah katalis negatif.

Menurut Trading Economics, Selasa (1/7) pukul 14.01 WIB, CPO dibanderol seharga MYR 3.993 per ton, hanya menguat 0,15% secara harian. Sejak awal tahun, nilainya telah turun hingga 10,15%. 

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menjelaskan, secara umum pelemahan harga CPO didorong oleh kekhawatiran global terkait kebijakan tarif yang dipasang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. 

Baca Juga: Harga CPO Merangkak Naik Pasca Kenaikan Harga Minyak Kedelai

Nah, harga makin tertekan dengan penguatan MYR yang membuat harga beli konsumen impor lebih mahal dan menurunkan permintaan. 

Selain itu, tekanan datang dari undang-undang deforestasi di Uni Eropa. Untuk diketahui, kebijakan ini mewajibkan importir untuk membuktikan bahwa produk pertanian, termasuk kelapa sawit, bukan berasal dari lahan hasil deforestasi setelah 30 Desember 2020. Peraturan ini membuat distribusi impor CPO bakal lebih rumit dan berpotensi menurunkan demand.

Lukman bilang hingga akhir tahun, sentimen utama yang bakal memengaruhi harga CPO masih seputar pasokan. “Apakah akan ada oversupply dan persaingan harga Indonesia dan Malaysia atau gangguan produksi oleh iklim,” katanya kepada Kontan, Selasa (1/7).

Dari sisi permintaan, Lukman menilai CPO masih cukup stabil dengan dukungan permintaan dari China dan India, serta untuk produk biodiesel. Namun, permintaan dari Uni Eropa berisiko terganggu dengan penerapan UU deforestasi. Menurutnya, ini yang perlu menjadi perhatian.

“UU deforestasi diperkirakan bisa menurunkan sekitar 2 juta MT atau setengah dari total permintaan Uni Eropa,” sebutnya.

Lukman memproyeksi, selama semester II-2025 harga CPO bakal bergerak di rentang MYR 3600-MYR 4200.

Baca Juga: Harga Komoditas Masih Tinggi, Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo

Selanjutnya: Produsen Emas Terbesar China Caplok Tambang Emas Kazakhstan Senilai US$ 1,2 Miliar

Menarik Dibaca: Jangan Bilas Dengan Air, Ini Cara Perempuan Tetap Aktif dan Nyaman Saat Red Days

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×