Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Berbeda dengan aksi unjuk rasa 4 November lalu (411), pelaku pasar lebih tenang menyikapi aksi damai 2 Desember (212). Efeknya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin (2/12) ditutup naik 0,97% ke level 5.245,96. Bandingkan dengan demo 411 lalu. Saat itu, IHSG memang ditutup menguat juga, tapi penguatannya cuma 0,62% ke 5.362,66.
Pelaku pasar memang tampak lebih cemas menghadapi aksi 411. Bahkan, selama sepekan sebelum aksi 4/11, IHSG cenderung turun. IHSG bahkan sempat berada di 5.416,84 (27/10), sebelum turun hingga 5.329,50 (3/11). Indeks sempat turun 1,61%. Tapi sepekan sebelum aksi 212 hingga hari H, IHSG justru naik 2,71%.
Volume dan nilai transaksi saham selama periode ini juga lebih tinggi ketimbang sepekan sebelum aksi 412 (lihat grafik). Pelaku pasar lebih tenang lantaran pemerintah dan kepolisian agresif merangkul berbagai pihak untuk meredam potensi rusuh dalam demo 212.
Alhasil, sentimen demo tak terlalu menekan indeks. Analis Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe mengatakan, sentimen demo sudah tak berimbas ke perdagangan. "Tidak berlaku deh, bom Sarinah juga hanya koreksi sesaat," tandas Kiswoyo.
IHSG lebih banyak digerakkan sentimen global. "Ada sentimen dari hasil keputusan OPEC yang diikuti Indonesia keluar sementara. Itu menjadi katalis positif bagi indeks," kata Analis NH Korindo Deky Rahmat Sani kemarin (2/12).
Kiswoyo mengatakan, penguatan IHSG kemarin juga disokong penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Rupiah sempat ke Rp 13.463 per dollar AS, walau melemah lagi. Cuma, analis menyarankan pekan depan pelaku pasar harus waspada.
Pergerakan IHSG dan rupiah akan dipengaruhi rilis data tenaga kerja AS. Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengumumkan penyerapan tenaga kerja di luar sektor pertanian alias non farm payroll (NFP) di November mencapai 178.000 orang, lebih tinggi dari prediksi 177.000 orang.
Tingkat pengangguran juga turun dari 4,9% ke 4,6%. Toh, sampai akhir tahun, Deky memprediksi IHSG masih bisa menguat. "Kalau tahun ini kemungkinan di level 5.500," kata Deky.
Chief Investment Officer Syailendra Cholis Baidowi mengatakan, arah pergerakan IHSG tak akan terganggu dan mantap menuju 5.300 akhir tahun ini. "Untuk tahun depan IHSG akan berada di kisaran 5.900–6.100," kata dia.
Cholis menambahkan, indeks tidak akan terlalu terpengaruh faktor di luar fundamental ekonomi, sepanjang makroekonomi bagus. Koreksi akibat sentimen global seharusnya dimanfaatkan untuk mengoleksi saham menarik dengan harga murah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News