Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Akhir pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (2/12) ditutup berada di zona hijau dengan kenaikan 0,91% atau 47,201 poin ke level 5.245,956. Pekan depan indeks diperkirakan akan menguat terbatas.
Meski melaju pada Jumat, investor asing masih melakukan aksi jual. Net sell tercatat Rp 275,979 miliar keseluruhan perdagangan.
Menurut analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada masih dilakukannya net sell ini karena pelaku pasar belum nyaman dengan kondisi dari global. Pada sentimen pertemuan OPEC, menurutnya asing tidak terlalu bereaksi positif dengan net buy karena berekspektasi bahwa penguatan harga komoditas hanya sementara.
"Kita harus mewaspadai pelaku pasar akan profit taking, kalau begitu potensi kenaikannya akan tertahan," katanya kepada KONTAN.
Pada pekan depan, sentimen yang harus dicermati adalah data-data ekonomi terutama tenaga kerja dan indeks manufaktur
"Sepanjang IHSG masih bisa bertahan di atas level 5.200-5.190 maka masih ada potensi masih bergerak positif dengan resistance 5.255-5.270, tapi kalau batas itu gagal bertahan, atau market malah jebol maka support berikutnya akan bergerak menuju level 5187-5160," ujarnya.
Reza mengimbau pelaku pasar jangan terburu-buru profit taking karena secara tren masih mendukung, dan tidak ada berita negatif dari emiten-emiten di BEI.
Sementara Adrian M Priyatna, Analis Erdikha Elit Sekuritas memprediksi IHSG akan melanjutkan bullish trend selama sepekan mendatang dengan kisaran pergerakan 5.203-5.364 dengan support di 5.212 yang merupakan batasan fractal.
"Sentimen yang patut diperhatikan adalah harga komoditas batubara yang sudah mulai turun dan ekspektasi kenaikan suku bunga menjelang pertemuan FOMC The Fed pada minggu kedua bulan Desember," ujarnya.
Ia memperkirakan trend bullish ini akan berlanjut hingga akhir pekan depan walau masih ada kemungkinan technical correction dalam 2-3 hari mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News