Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Emiten sektor ritel diproyeksi mampu mencatatkan kinerja positif di semester kedua 2024. Daya beli masyarakat dinilai masih cukup baik karena didukung potensi pemangkasan suku bunga dan ragam diskon akhir tahun.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta menilai, prospek emiten ritel di semester kedua tahun ini masih relatif bagus. Hal itu karena periode semester kedua akan banyak diskon bertebaran seiring perayaan natal dan tahun baru.
Di sisi lain, tingkat konsumsi masyarakat diharapkan meningkat karena suku bunga acuan berpotensi kembali dipangkas. Dengan kebijakan suku bunga rendah, maka diharapkan memacu permintaan kredit dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Emiten Ritel: MAPI, MIDI, MAPA, ACES
"Strategi penerapan diskon produk, tentu saja ini akan mendorong peningkatan stimulus daya beli masyarakat," ujar Nafan kepada Kontan.co.id, Jumat (4/10).
Sementara itu, Nafan memandang, Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut saat ini masih terkendali dan diperkirakan hanya sementara. Kondisi deflasi ataupun inflasi masih wajar, apabila berada dalam rentang yang terkendali oleh Bank Indonesia (BI).
Seperti diketahui, Indonesia mengalami deflasi dalam 5 bulan beruntun sejak Mei 2024. Deflasi menjadi kekhawatiran banyak pihak bahwa daya beli masyarakat rendah.
Nafan mengatakan, daya beli masyarakat masih cukup positif yang tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen masih di atas level 100. Selain itu, Indeks Penjualan Riil (IPR) Agustus 2024, diprediksi mencapai 215,9 atau tumbuh 5,8% yoy.
Baca Juga: Ini Emiten yang Bagi Dividen di Bulan Oktober dan Rekomendasi Analis
"Indeks penjualan ritel di atas level 200 menandakan optimisme terkait dengan outlook perekonomian Indonesia," ucapnya.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto melihat, investor masih optimistis dengan sektor ritel, namun perlahan mengurangi posisi mereka terutama di ACES dan AMRT. Di sisi lain, investor secara bertahap meningkatkan kepemilikan mereka di MAPI dan MIDI.
Terkait ACES, kekhawatiran mungkin atas penghentian perjanjian lisensi dengan Ace Hardware AS. Sehingga, hal tersebut menyebabkan adanya pergeseran minat menuju MAPI dan MIDI, terutama dari investor domestik.
Sementara, MAPA belum menarik perhatian karena dipengaruhi sentimen beragam mengenai promosi yang dapat menghambat peningkatan margin. Dan juga, prospek ekspansi MAPA ke luar negeri yang masih belum berjalan mulus.
Natalia tetap mempertahankan peringkat overweight untuk saham sektor ritel. Optimisme itu seiring penjualan ritel diperkirakan ke depannya terus meningkat.
Natalia menjelaskan, Indeks Penjualan Ritel Juli 2024 naik sebesar 4,5% yoy, melampaui bulan Juni 2024 sebesar 2,7% dan ekspektasi Bank Indonesia sebesar 4,3% yoy. Dimana, kelompok penjualan pakaian meningkat pada Juli yang tumbuh 3,4% dibandingkan 0,5% pada Juni 2024.
BI pun memproyeksikan pertumbuhan penjualan ritel akan lebih kuat pada bulan Agustus yang bertumbuh 5,9% yoy. Kondisi ini menjadi pertanda baik untuk emiten sektor ritel khususnya bagi bisnis fesyen.
Baca Juga: Sri Mulyani Tak Risau Indonesia Alami Deflasi Lima Bulan Beruntun. Ini Alasannya
"Kami mempertahankan peringkat Overweight kami pada sektor ritel, dengan urutan MIDI> MAPI> ACES> MAPA," kata Natalia kepada Kontan.co.id, Jumat (4/10).
Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Jonathan Guyadi mengharapkan, emiten ritel dapat melanjutkan kinerja gemilang di semester kedua 2024. Belanja ritel akan didukung masyrakat segmen menengah ke atas dan juga dibantu stimulus pemerintah untuk meningkatkan permintaan segmen menengah ke bawah.
Adapun pertumbuhan pendapatan gabungan dari emiten sektor ritel di bawah cakupan Samuel Sekuritas tercatat sebesar 12.3% yoy pada semester I-2024. MAPI membukukan pertumbuhan tertinggi, diikuti oleh ERAA dan ACES.
Dari sisi laba bersih, MIDI dan ACES menghasilkan pertumbuhan yang kuat berkat momentum penjualan di luar Jawa. Sedangkan, MAPI melaporkan penurunan laba bersih terutama karena pembukaan toko baru, yang memengaruhi profitabilitas perusahaan.
Baca Juga: Deflasi Bikin Prospek Emiten Kurang Seksi
Namun, potensi pengenaan pajak impor 200% pada produk-produk Tiongkok dapat merugikan para pengecer dengan paparan tinggi terhadap inventaris Tiongkok, termasuk ACES, RALS, dan MAPI. Sementara, AMRT dan MIDI kemungkinan akan melihat dampak yang minimal.
"Kami mengharapkan kinerja yang kuat dari para pengecer di semester kedua tahun ini," ujar Jonathan dalam riset 30 Agustus 2024.
Menurut Jonathan, emiten ritel yang berfokus pada segmen menengah ke atas berada pada posisi yang baik untuk mendapatkan keuntungan dari permintaan yang kuat, terutama mengingat pemulihan ekonomi. Oleh karena itu, Samuel Sekuritas mempertahankan peringkat Overweight pada sektor ritel dengan urutan ERAA> ACES>MIDI>AMRT>MAPI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News