Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten ritel di sektor pakaian PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) diprediksi mengalami penurunan kinerja di 2024. Sedangkan PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) kinerjanya berpotensi membaik pada tahun ini.
Senior Vice President, Head of Retail, Product Research and Distribution Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi Riawan menilai, prospek kinerja RALS kurang menarik karena menghadapi persaingan ketat dari emiten ritel lainnya, terutama yang menargetkan konsumen kelas menengah ke atas. RALS juga memiliki ketergantungan tinggi pada penjualan pakaian, yang rentan terhadap perubahan tren dan selera konsumen. Sehingga membuat revenue atau pendapatan menjadi turun.
Sedangkan untuk LPPF, Reza menilai Matahari Department Store berpotensi memiliki prospek yang baik di tahun 2024 karena dapat mengatasi efek inflasi dengan strategi atau flight to value konsumen kelas menengah.
"Tak hanya itu, LPPF juga memiliki rantai pasok lokal yang sehat dan berencana membuka enam gerai baru dengan konsep terbaru di sepanjang tahun ini," ujar Reza kepada Kontan.co.id, Selasa (23/1).
Baca Juga: Sumber Alfaria (AMRT) Genjot Pendapatan dari Lawson, Cek Rekomendasi Sahamnya
Namun demikian, jika melihat dari laporan keuangan per akhir September 2023, RALS mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 107,5% menjadi Rp 286,03 miliar, dan didukung oleh peningkatan pendapatan sebesar 8,11% menjadi Rp 1,86 triliun. Sementara itu, LPPF justru mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 25,5% menjadi Rp 683,8 miliar, meskipun pendapatan naik 2,4% menjadi Rp 3,85 triliun.
"Penurunan laba LPPF disebabkan oleh kenaikan beban usaha dan beban keuangan," kata dia.
Di sisi lain, dia menilai bahwa kinerja kedua emiten ritel tersebut bisa saja sama-sama mengalami kenaikan atau pertumbuhan di tahun ini, mengingat sebentar lagi akan memasuki bulan suci Ramadan dan Idul Fitri.
"Tapi hal itu tergantung dari strategi penjualan yang akan dilakukan oleh RALS atau LPPF. JIka menarik, seperti memberikan diskon atau mengeluarkan produk sesuai pasar, tentunya akan menarik minat konsumen," ujar dia.
Baca Juga: Pemilu dan Belanja Pemerintah Belum Sokong Pertumbuhan Uang Beredar di Akhir 2023
Reza merekomendasikan buy untuk saham LPPF dengan target harga Rp 4.000-Rp 6.000 per saham. Sedangkan RALS mendapatkan rekomendasi hold, dengan target harga rata-rata sekitar Rp 500-Rp 600 per saham.
Sementara itu, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo memproyeksikan kinerja dari RALS dan LPPF masih akan ada penurunan baik dari sisi penjualan maupun dari labanya pada 2024. Terlebih kenaikan UMP tidak begitu signifikan dan konsumsi pada middle low masih belum meningkat.
Kinerja kedua emiten tersebut tahun 2023 juga tidak jauh berbeda. Hal ini karena memang daya beli masyarakat middle low yang masih belum begitu pulih.
Namun, menurutnya prospek kinerja dan penjualan LPPF akan lebih baik dibandingkan dengan RALS. Pasalnya, LPPF berani memiliki rencana untuk ekspansi membuka enam gerai baru dengan konsep terbaru di sepanjang tahun 2024. Sedangkan RALS, hingga saat ini belum memiliki rencana ekspansi atau inovasi lainnya.
"Kalau untuk rekomendasi sebenarnya masih wait and see terlebih dahulu dan memanfaatkan teknikal rebound untuk trading jangka pendek, yang saat ini bisa dicermati adalah LPPF dengan potensi target harga sekitar Rp 2.160-Rp 2.180 dan waspadai jika tembus dari support Rp 2.050-Rp 2.040," ujar Azis kepada Kontan.co.id, Selasa (23/1).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News