kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.555.000   9.000   0,58%
  • USD/IDR 16.232   12,00   0,07%
  • IDX 7.104   39,71   0,56%
  • KOMPAS100 1.054   6,82   0,65%
  • LQ45 825   3,87   0,47%
  • ISSI 212   1,58   0,75%
  • IDX30 423   1,62   0,38%
  • IDXHIDIV20 507   2,79   0,55%
  • IDX80 120   0,70   0,58%
  • IDXV30 124   0,54   0,44%
  • IDXQ30 140   0,60   0,43%

Data Positif Inflasi China Menyokong Kenaikan Harga Minyak


Senin, 09 Desember 2024 / 11:15 WIB
Data Positif Inflasi China Menyokong Kenaikan Harga Minyak
ILUSTRASI. Mengawali pembukaan pekan pagi ini, harga minyak mentah terpantau bergerak menguat pada Senin (9/12).


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengawali pembukaan pekan pagi ini, harga minyak terpantau bergerak menguat. Harga minyak didukung oleh sentimen pasca rilisnya data terbaru inflasi China yang turun ke level terendah dalam lima bulan, dan ketidakstabilan situasi di Suriah yang berpotensi memicu peningkatan tensi di Timur Tengah.

Berdasarkan Trading Economics, harga minyak menguat 0,46% ke US$ 67,51 per barel pada Senin (9/12) pagi.

Indeks harga konsumen di China mencapai 0,2% pada bulan November, turun dari 0,3% di bulan Oktober dan sekaligus merupakan titik terendah dalam lima bulan. Selain itu, indeks harga produsen juga turun menjadi 2,5% pada bulan November, melambat dari penurunan 2,9% pada bulan Oktober.

"Sinyal penurunan inflasi tersebut memicu ekspektasi akan pemulihan pertumbuhan ekonomi di negara importir minyak terbesar pertama dunia itu," tulis Research and Development ICDX Yoga Girta dalam riset, Senin (9/12).

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Tipis Senin (9/12), Brent ke US$71,34 dan WTI ke US$67,42

Dukungan lainnya datang dari kekhawatiran lebih lanjut akan ketidakpastian situasi geopolitik di Timur Tengah. Kelompok Hayat al-Tahrir al-Sham (HTS) pada Minggu (8/12) mengumumkan berhasil merebut ibu kota Damaskus dan menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang melarikan diri ke Rusia.

Pasukan militer AS mengatakan telah melancarkan belasan serangan udara yang menargetkan lokasi yang diduga kamp-kamp dan operasi ISIS di Suriah tengah pada hari Minggu. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga menegaskan pada Menteri Pertahanan Nasional Turki Yasar Guler bahwa AS akan mengawasi dengan seksama perkembangan situasi di Suriah.

Sementara itu, menyusul keputusan OPEC+ yang menunda pemulihan produksi selama tiga bulan, perusahaan minyak negara Saudi Aramco pada hari Minggu mengumumkan Harga Jual Resmi (OSP) minyak mentah Arab Light utamanya diturunkan sebesar 90 sen per barel untuk pengiriman bulan Januari ke Asia. Pemangkasan OSP tersebut sekaligus menandai level terendah sejak Januari 2021, saat permintaan global melemah akibat pandemi.

Baca Juga: Harga Minyak Naik Tipis Hari Ini (9/12) Setelah Turun 3 Hari Berturut-turut

Turut membebani harga, perusahaan energi AS menambah jumlah rig minyak dan gas untuk pertama kalinya dalam delapan minggu, berdasarkan laporan mingguan terbaru yang dirilis oleh Baker Hughes. Jumlah rig minyak dan gas, indikator awal produksi masa depan, naik tujuh rig menjadi 589 rig untuk pekan yang berakhir 6 Desember.

Rig minyak naik lima rig menjadi 482 rig, tertinggi sejak pertengahan Oktober, dan rig gas naik dua rig menjadi 102 rig, tertinggi sejak awal November.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level US$ 70 per barel. "Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level US$ 65 per barel," tutup Yoga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×