Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Guna mendanai belanja modal 2012 sebesar US$ 335 juta, PT ABM Investama Tbk (ABMM) tengah menggodok opsi obligasi. "Untuk pendanaan memang ada beberapa opsi, seperti pinjaman perbankan dan juga obligasi," kata Sekretaris Perusahaan ABMM Ade Satari saat dijumpai di Jakarta, akhir pekan lalu.
Belanja modal tersebut akan digunakan perseroan untuk membiayai operasional anak usaha ABMM. Jika dirinci, alokasi belanja modal tersebut antara lain digunakan untuk penambangan batubara sebesar US$ 62 juta, unit usaha kontraktor sekira US$ 129 juta, kelistrikan US$ 73 juta, logistik US$ 19 juta, dan sisanya untuk perusahaan.
Sayangnya, Ade enggan mengungkapkan lebih lanjut mengenai berapa dana yang diincar jika perusahaannya mengeluarkan obligasi. Yang jelas semua pendanaan ini bergantung pula pada keberhasilan ABMM dalam mengakuisisi beberapa pembangkit listrik atau powerplant.
Sekadar informasi, anak usaha group Trakindo ini berniat mengakuisisi dua powerplant. Pertama, pembangkit listrik mulut tambang di Aceh dengan nilai akuisisi mencapai US$ 9 juta untuk seluruh kepemilikannya. Kedua, powerplant di Jambi dengan kapasitas 110 MW yang nilainya US$ 85 juta untuk 100% kepemilikan saham. "Tapi di Jambi kami tidak ambil seluruhnya, hanya mau jadi mayoritas saja," tambah Ade.
Nah, jika berhasil melakukan seluruh akuisisi, dana segar yang dibutuhkan ABMM pun cukup besar. Jika sebelumnya manajemen perusahaan sempat menginginkan melakukan pinjaman sebesar 70% dari kebutuhan dana, maka kali ini ABMM pun melirik obligasi sebagai salah satu pendanaan. Sebenarnya untuk pinjaman fasilitas perbankan, ABMM sempat mengaku didekati beberapa perbankan asing dan lokal seperti DBS, Bank Mandiri, ANZ, Standard Chartered.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News