kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Dana asing meninggalkan saham, pindah ke obligasi


Minggu, 15 September 2019 / 17:08 WIB
Dana asing meninggalkan saham, pindah ke obligasi
ILUSTRASI. Aktivitas kantor sekuritas


Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Hal ini didukung salah satunya oleh bond yield Indonesia yang saat ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan AS. Hal ini menjadi katalis positif yang mendorong masuknya investor asing pada sektor obligasi di Indonesia.

Ditambah oleh kinerja obligasi negara-negara lain khususnya Eropa yang saat ini kurang baik dan cenderung negatif. Sehingga Indonesia masih menjadi salah satu negara yang dapat memberikan return positif dan menarik bagi investor.

Wawan juga menyatakan meskipun asing ramai-ramai meninggalkan pasar saham, transaksi atas Surat Utang Negara (SUN) menunjukkan peningkatan yang signifikan. Kepemilikan asing atas SUN senilai Rp 893 triliun di awal tahun dan hingga 9 September 2019 sudah tumbuh menjadi Rp 1.011 triliun. Jika dihitung dari awal tahun hingga 9 September 2019 kepemilikan asing atas SUN tumbuh sebesar 13%.

Baca Juga: Kenaikan harga minyak akibat serangan drone di Arab hanya sementara

Pertumbuhan kepemilikan asing yang signifikan atas SUN dipengaruhi oleh faktor penurunan suku bunga sehingga membuat SUN sangat menarik bagi investor asing. Perlambatan ekonomi yang terjadi membuat asing cenderung mencari instrumenĀ investasi yang lebih rendah risiko dan beralih dari pasar saham ke pasar obligasi terutama SUN.

Memang tidak dipungkiri bahwa aksi jual asing yang terjadi di bursa membuat pergerakan IHSG cenderung stagnan. Jika dilihat tingkat return IHSG hingga saat ini secara year to date baru sekitar 3%. Namun menurut Suria, kinerja IHSG saat ini yang mulai berada di levle 6.300 hingga 6.400 masih menunjukkan performa yang oke.

Baca Juga: Sentuh Rp 745.000 per gram, emas Antam bisa dicicil beli

Ke depan Suria melihat di akhir tahun investor asing akan mulai kembali masuk ke pasar saham Indonesia pada bulan Desember. Secara historis selama 13 tahun ke belakang, kinerja IHSG pada bulan Desember dapat tumbuh hingga 100% secara month to month. Sentimen trenĀ penurunan suku bunga yang saat ini masih terjadi secara global baik ECB dan Federal Reserve masih akan mempengaruhi Bank Indonesia untuk kembali menurunkan suku bunga.

Suria melihat, saham-saham di sektor konsumer masih menarik selain saham TLKM dan perbankan. Menurut Suria IHSG tidak akan bergerak naik jika di sektor perbankan tidak bisa menunjukkan performa yang positif.

Investor dapat mengakumulasi antara lain saham INDF, TLKM, GGRM, HMSP, BBNI, BMRI. Kompak dengan Suria, Wawan juga melihat saham-saham d sektor perbankan masih cocok bagi investor jangka menengah dan panjang. Selain itu investor juga dapat melakukan disertifikasi portofolio di emiten sektor properti dan konstruksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×