kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.788   7,00   0,04%
  • IDX 7.468   -11,16   -0,15%
  • KOMPAS100 1.155   0,37   0,03%
  • LQ45 915   1,45   0,16%
  • ISSI 226   -0,61   -0,27%
  • IDX30 472   1,39   0,30%
  • IDXHIDIV20 570   2,31   0,41%
  • IDX80 132   0,23   0,17%
  • IDXV30 141   1,34   0,96%
  • IDXQ30 158   0,46   0,29%

Kenaikan harga minyak akibat serangan drone di Arab hanya sementara


Minggu, 15 September 2019 / 15:19 WIB
Kenaikan harga minyak akibat serangan drone di Arab hanya sementara
ILUSTRASI. Kilang minyak di Philadelphia AS


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serangan drone yang menghantam pusat industri minyak Arab Saudi, analis proyeksikan hanya menjadi sentimen sementara yang membuat harga minyak naik.

Sabtu (14/9) malam, sepuluh drone menerjang perusahaan minyak terbesar di dunia, Saudi Aramco. Dua kilang minyak terbakar dari serangan tersebut dan mengakibatkan produksi minyak Arab Saudi terpangkas 5,7 juta barel per hari atau sekitar 50% dari keseluruhan produksi minyak di Arab.

Baca Juga: AS bersiap melepas cadangan minyak darurat setelah serangan Saudi

Analis PT Maxco Futures Suluh Adil Wicaksono memproyeksikan, sentimen penyerangan tersebut akan membuat harga minyak naik berkisar US$ 5-US$10 per barel. "Kenaikan harga minyak tidak akan terhindarkan di esok hari (Senin, 16/9)," kata Suluh, Minggu (15/9).

Namun, Suluh mengatakan peristiwa penabrakan drone ke perusahaan minyak di Arab Saudi ini tidak akan lama memberi sentimen pada kenaikan harga minyak ke depan. Setelah kejadian ini, tentu pemulihan terhadap produksi akan dilakukan dan bisa membuat harga minyak kembali normal. Menurut Suluh, AS juga akan mengaktifkan cadangan minyak darurat untuk merespon peristiwa ini.

Baca Juga: Menlu Amerika salahkan Iran atas penyerangan fasilitas minyak Arab Saudi

Hingga akhir tahun, Suluh memproyeksikan pergerakan harga minyak masih akan bergerak fluktuatif. Kini harga minyak juga masih dibayangi sentimen negatif dari melambatnya pertumbuhan ekonomi.

Suluh memproyeksikan harga minyak berada di US$ 65 per barel di akhir tahun. Per Jumat (13/9) harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Oktober 2019 di New York Mercantile Exchange (Nymex) berada di US$ 54,85 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×