Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Sore ini, rupiah bergerak menguat ke level tertinggi hampir empat tahun terakhir. Penguatan mata uang Garuda dipicu meningkatnya aliran dana asing pada ekuitas dalam negeri, dan naiknya harga obligasi.
Rupiah menguat 0,5% ke level Rp 8.660 per dollar AS, pada pukul 15.15 WIB. Ini posisi terkuatnya sejak Mei 2007. Adapun, hingga 16.16 WIB, posisinya di pasar spot masih bertengger di Rp 8.663 per dollar AS.
Investor asing masuk ke pasar saham lokal untuk mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup bagus. Indonesia sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara. Dana asing yang masuk ke saham lokal mencapai US$ 211 juta, lebih besar dari jumlah yang dilepas dalam sepekan lalu.
Data inflasi Maret lalu menunjukkan adanya perlambatan yaitu menjadi 6,65%, dari sebelumnya 6,84% di Februari. Akibatnya, rupiah terus menguat selama empat hari terakhir.
Head of Treasury Bank Resona Perdania, Lindawati Susanto Lindawati Susanto menyebut, faktor utama yang mendorong rupiah adalah data inflasi dan dana asing yang masuk ke pasar saham. "Perekonomian diupayakan untuk mengalami pertumbuhan yang kuat," ujarnya.
Sementara, Inter-Dealer Market Association menunjukkan, imbal hasil obligasi yang berakhir Juli 2021 turun 12 basis poin menjadi 7,88%. Ini yang terendah sejak 7 Januari.
Adapun, data Kementerian Keuangan menyebut, kepemilikan asing di surat utang negara mencapai Rp 211,6 triliun per 31 Maret, dibanding Februari yang hanya Rp 200 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News