Reporter: Raka Mahesa W, Adisti Dini I,. Mahmudi R., Wahyu Satriani |
JAKARTA. Rupiah semakin perkasa. Nilai tukar valuta lokal terhadap dollar Amerika Serikat (AS) kembali mencetak rekor, Jumat (1/4). Di pasar spot, nilai tukar rupiah mencapai Rp 8.690 per dollar Amerika Serikat (AS), sebelum berakhir di level Rp 8.696 per dollar AS. Ini kurs rupiah terkuat dalam empat tahun terakhir.
Jika menggunakan kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah Rp 8.699 per dollar AS. Nilai ini 0,11% lebih tinggi daripada posisi sebelumnya, yakni Rp 8.709 per dollar AS.
Penguatan ini terjadi terutama karena derasnya aliran dana asing yang masuk. Maklum, pasar menilai prospek berinvestasi di Indonesia membaik, terutama setelah ancaman tingginya inflasi berkurang.
Di bulan Maret lalu terjadi deflasi 0,32%. Adapun inflasi tahunan (year on year) mencapai 6,65% dan inflasi tahun kalender (year to date) 0,7%. "Pasar sudah memprediksi hal ini dan mulai menjual dollar sejak pekan lalu," ujar Global Markets and Investment Business Head UOB Buana Bambang Eko K. Joewono.
Derasnya dana asing yang masuk terlihat dari terus naiknya porsi kepemilikan asing di Surat Utang Negara (SUN). Per 31 Maret, kepemilikan asing di SUN mencapai Rp 211,57 triliun. Investor asing juga terus memborong saham. Mulai 28 Maret sampai 1 April, asing membukukan beli bersih Rp 1,84 miliar.
Analis juga menilai Bank Indonesia (BI) sengaja membiarkan rupiah menguat. "Ini adalah kebijakan BI untuk meredam inflasi dan menjaga likuiditas," kata Destry Damayanti, Ekonom Mandiri Sekuritas.
Menurut para analis, BI sengaja membiarkan rupiah menguat untuk mengurangi tekanan harga barang impor (imported inflation). Jadi, "Harga barang impor bisa lebih murah dari sebelumnya," ujar pengamat ekonomi David Sumual.
David juga menilai BI menyerap dana asing yang masuk dalam bentuk dollar AS. Hal ini terlihat dari kenaikan cadangan devisa yang mencapai US$ 104,3 juta pada Jumat pekan lalu (25/3).
Namun Gubernur BI Darmin Nasution menegaskan, bank sentral terus memantau pergerakan rupiah. "Memang dari dua hari lalu sudah dicoba terus untuk tembus ke bawah Rp 8.700," ujarnya.
Sekadar informasi, saat ini rupiah merupakan mata uang dengan kinerja terbaik di kawasan Asia Pasifik. Sepanjang 2011 ini rupiah sudah menguat sekitar 3,24%. Sedang won Korea, yang juga salah satu mata uang dengan kinerja terbaik di 2011, menguat 3,21% sejak awal tahun. Bandingkan dengan dollar Singapura yang cuma menguat 1,60%. Sementara dollar Selandia Baru justru turun 2,38%.
Buruk bagi ekspor
Namun para analis mengingatkan, penguatan rupiah ini bisa berdampak buruk bagi ekspor produk Indonesia. "Jika penguatannya terlalu cepat daya saing produk Indonesia di luar negeri akan terancam," sebut David.
Apalagi analis memperkirakan nilai tukar rupiah berpeluang terus menguat hingga Rp 8.500 per dollar AS tahun ini. Pasalnya, aliran dana asing diperkirakan terus masuk.
Tapi Darmin menegaskan, BI akan terus menjaga agar volatilitas rupiah tidak terlalu tinggi. Ia menyatakan, BI akan menjaga kurs rupiah di sekitar level Rp 8.700 per dollar AS. "Kami tidak akan memaksa agar tidak turun ke bawah Rp 8.700, tapi kami menjaga agar tidak turun dari Rp 8.710 langsung ke Rp 8.650," ujar Darmin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News