CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.090.000   -8.000   -0,38%
  • USD/IDR 16.603   52,00   0,31%
  • IDX 8.003   -5,04   -0,06%
  • KOMPAS100 1.116   0,30   0,03%
  • LQ45 810   1,06   0,13%
  • ISSI 276   0,24   0,09%
  • IDX30 422   0,85   0,20%
  • IDXHIDIV20 483   0,75   0,16%
  • IDX80 123   0,13   0,11%
  • IDXV30 132   -0,01   -0,01%
  • IDXQ30 134   0,06   0,04%

Dana Asing Masih Keluar dari Pasar Saham, Cermati Rekomendasi Analis


Jumat, 19 September 2025 / 08:53 WIB
Dana Asing Masih Keluar dari Pasar Saham, Cermati Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. IHSG Melemah-Suasana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (18/09/2015). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif pada perdagangan kamis (18/09/2025). Di tengah kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) investor asing mencatatkan net sell, simak saham rekomendasi analis.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aliran dana asing tercatat masih meninggalkan pasar saham Tanah Air saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus rekor all time high (ATH) dan bertengger di atas level 8.000.

IHSG ditutup melemah 0,21% atau 16,746 poin ke level 8.008 pada perdagangan, Kamis (18/9/2025). IHSG juga sudah naik 13,11% sejak awal tahun alias year to date (YTD).

Namun, dana asing keluar dari pasar saham Indonesia sebesar Rp 358,27 miliar pada Kamis (18/9/2025). Sejak awal tahun, akumulasi dana asing yang keluar dari pasar saham sebanyak Rp 61,56 triliun. 

Baca Juga: Simak Prospek Aliran Dana Asing ke Pasar Saham di Semester II-2025

Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan mengatakan, masih tingginya net sell asing di tengah penguatan IHSG ke atas 8.000 memang sedikit kontras.

Aliran keluar asing ini utamanya terjadi karena faktor global rotation dan risk-off sentiment pasca ketidakpastian fiskal domestik, reshuffle kabinet, serta tensi geopolitik global.

“Di sisi lain, investor global lebih dulu menyalurkan dananya ke negara berkembang lain, seperti India, Korea Selatan, atau Malaysia,” katanya kepada Kontan, Kamis (18/9).

Meskipun begitu, kenaikan IHSG yang disertai dengan net sell asing saat ini sebenarnya masih wajar. Hal ini menunjukkan bahwa investor domestik cukup kuat dan mampu menjadi penopang utama pasar.

Baca Juga: Dana Asing Kembali Masuk ke Pasar Saham, Saham Mana yang Jadi Favorit?

Bahkan, kondisi ini bisa menjadi sinyal bahwa pasar saham Indonesia semakin resilien.

“Jika dalam waktu dekat kepercayaan investor asing mulai pulih, maka IHSG berpotensi menguat lebih tinggi dengan dukungan dua arah, baik dari domestik maupun asing,” ujarnya.

VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi melihat, outflow asing yang masih sangat deras baik tenor bulanan hingga YTD didorong oleh beberapa faktor.

Pertama, kekhawatiran pasar pada pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) yang disebabkan rapuhnya ekonomi dan tenaga kerja Amerika Serikat (AS) justru akan mendorong investment tetap di low risk hingga safe haven asset.

“Tercatat, harga emas global alami kenaikan sekitar 31% YTD,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (18/9/2025).

Baca Juga: Menengok Prospek Aliran Dana Asing yang Kembali Masuk ke Pasar Saham

Kedua, instabilitas politik dalam negeri dan kebijakan pemerintah, khususnya pasca demonstrasi dan reshuffle kabinet yang tengah dinantikan implementasi dan dampak ke ekonomi. Hal tersebut yang menyebabkan asing belum sepenuhnya masuk ke IHSG.

Ketiga, potensi perlambatan pemulihan ekonomi. “Pasar menantikan realisasi dampak dari pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI) ke 4,75% dan gelontoran likuiditas Rp 200 triliun ke Himbara,” ungkapnya.

Prospek Hingga Akhir Tahun

Ekku melihat, sektor perbankan big caps, seperti BMRI dan BBRI, masih menjadi pilihan utama bagi asing dalam jangka panjang. Ini lantaran keduanya memiliki likuiditas besar, dividend yield yang menarik, serta eksposur yang luas terhadap pembiayaan ekonomi nasional.

Selain itu, sektor energi baru dan tambang, seperti MDKA, INCO, dan MEDC, juga patut diperhatikan. “Sektor ini sejalan dengan agenda hilirisasi pemerintah serta tren global transisi energi yang ramah lingkungan (ESG),” ungkapnya.

Audi mengatakan, dampak dari pelonggaran kebijakan moneter pemerintah Indonesia tetap berkorelasi positif pada IHSG, terutamanya diiringi dengan tiga hal utama. 

Baca Juga: Menerka Arah Aliran Dana Asing Ke Pasar Saham

Pertama, potensi penurunan cost of fund (cof), sehingga dapat mendorong aktivitas ekspansi emiten dan penyaluran kredit bisa lebih besar.

Kedua, potensi inflow asing. Jika kondisi ekonomi dalam negeri lebih stabil dan ada pemulihan kinerja keuangan khususnya untuk emiten blue chip, maka akan meningkatkan minat investasi ke dalam negeri. “Terakhir, tensi perang tarif dan geopolitik yang mereda,” katanya.

 

Audi pun memproyeksikan IHSG bisa ditutup di rentang 7.900 – 8.100 di akhir tahun 2025 dalam skenario konservatif.

Baca Juga: Dana Asing Masih Kabur dari Pasar Saham, Cermati Saham Rekomendasi Analis

Sementara, pada skenario optimistis, IHSG bisa ditutup pada rentang 8.200 - 8.400 akhir tahun nanti.

“Ini dengan catatan stabilitas ekonomi makro terjaga dan pemulihan dari relaksasi kebijakan moneter mulai terealisasi di kuartal IV 2025,” ungkapnya.

Selanjutnya: Tecno Pova 6 Usung Resolusi 2K 30 FPS, Hadirkan Kualitas Video yang Lebih Baik

Menarik Dibaca: Tecno Pova 6 Usung Resolusi 2K 30 FPS, Hadirkan Kualitas Video yang Lebih Baik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×