Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aliran masuk dana asing diperkirakan bisa kembali tercatat positif di semester II-2025.
Rabu (30/7/2025) pukul 11.00 WIB, aliran dana asing tercatat masuk Rp 716,22 miliar di pasar reguler dan Rp 233,87 miliar di seluruh pasar dalam sepekan terakhir.
PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan net buy paling besar dalam sepekan terakhir, yaitu Rp 747,9 miliar di seluruh pasar.
Lalu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dibeli asing Rp 437,8 miliar dalam sepekan, diikuti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Rp 234,7 miliar.
Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan, jumlah nilai transaksi net sell masih sangat kecil untuk bisa menjadi indikasi pembalikan aktivitas investor asing dari aksi jual ke aksi beli.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.653,6 di Pagi Ini (30/7), BRPT, MBMA, MEDC Jadi Top Gainers LQ45
“Artinya, aksi jual asing sebenarnya masih belum berhenti, hanya nilainya mulai pekan depan akan mulai menyusut,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (29/7/2025).
Salah satu sebab pergerakan aliran dana asing itu adalah belum terjadi perubahan kondisi global yang cukup signifikan saat ini. Hal tersebut yang menjadi alasan kenapa asing masih mengurangi porsi aset berisiko tinggi.
“Deeskalasi konflik global bakal menjadi faktor utama yang membuat investor global akan masuk ke pasar saham kita,” tuturnya.
Meskipun begitu, Alfred melihat, tekanan jual asing kemungkinan akan mereda di semester II. Ini dengan pertimbangan sikap investor yang mulai "terbiasa" dengan kondisi geopolitik global terkini dan berharap perang tarif akan segera selesai.
Sentimen positif yang bisa memicu net buy asing adalah penurunan suku bunga The Fed, deeskalasi konflik, dan kesepakatan tarif perdagangan global.
Hal tersebut akan memicu pemulihan harga saham para emiten di semester II 2025. Terutama, untuk saham-saham bank buku empat, yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), BBRI, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang sejak awal tahun 2025 terkoreksi cukup dalam pada saat IHSG sudah menguat.
Selain itu, kocok ulang indeks MSCI pada Agustus nanti akan mendorong terjadinya aksi beli asing, terutama investor institusi. “Namun nilainya tidak cukup signifikan dan aksi beli tersebut tidak akan memberikan katalis yang kuat bagi IHSG,” paparnya.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan buy on weakness untuk ASII dengan target harga Rp 5.200 - Rp 5.275 per saham.
Selanjutnya: Las Vegas Akan Jadi Tuan Rumah Undian Piala Dunia FIFA 2026
Menarik Dibaca: Deloitte Perkuat Transformasi Audit Global lewat Generative AI dan Agen Cerdas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News