Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
Prospek Hingga Akhir Tahun
Ekku melihat, sektor perbankan big caps, seperti BMRI dan BBRI, masih menjadi pilihan utama bagi asing dalam jangka panjang. Ini lantaran keduanya memiliki likuiditas besar, dividend yield yang menarik, serta eksposur yang luas terhadap pembiayaan ekonomi nasional.
Selain itu, sektor energi baru dan tambang, seperti MDKA, INCO, dan MEDC, juga patut diperhatikan. “Sektor ini sejalan dengan agenda hilirisasi pemerintah serta tren global transisi energi yang ramah lingkungan (ESG),” ungkapnya.
Audi mengatakan, dampak dari pelonggaran kebijakan moneter pemerintah Indonesia tetap berkorelasi positif pada IHSG, terutamanya diiringi dengan tiga hal utama.
Baca Juga: Menerka Arah Aliran Dana Asing Ke Pasar Saham
Pertama, potensi penurunan cost of fund (cof), sehingga dapat mendorong aktivitas ekspansi emiten dan penyaluran kredit bisa lebih besar.
Kedua, potensi inflow asing. Jika kondisi ekonomi dalam negeri lebih stabil dan ada pemulihan kinerja keuangan khususnya untuk emiten blue chip, maka akan meningkatkan minat investasi ke dalam negeri. “Terakhir, tensi perang tarif dan geopolitik yang mereda,” katanya.
Audi pun memproyeksikan IHSG bisa ditutup di rentang 7.900 – 8.100 di akhir tahun 2025 dalam skenario konservatif.
Baca Juga: Dana Asing Masih Kabur dari Pasar Saham, Cermati Saham Rekomendasi Analis
Sementara, pada skenario optimistis, IHSG bisa ditutup pada rentang 8.200 - 8.400 akhir tahun nanti.
“Ini dengan catatan stabilitas ekonomi makro terjaga dan pemulihan dari relaksasi kebijakan moneter mulai terealisasi di kuartal IV 2025,” ungkapnya.
Selanjutnya: Tecno Pova 6 Usung Resolusi 2K 30 FPS, Hadirkan Kualitas Video yang Lebih Baik
Menarik Dibaca: Tecno Pova 6 Usung Resolusi 2K 30 FPS, Hadirkan Kualitas Video yang Lebih Baik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News