CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Dana asing diproyeksikan deras masuk ke Asia Pasifik termasuk Indonesia daripada AS


Senin, 22 Maret 2021 / 21:19 WIB
Dana asing diproyeksikan deras masuk ke Asia Pasifik termasuk Indonesia daripada AS
ILUSTRASI. Pialang saham mengamati pergerakan saham di MNC Sekuritas Jakarta, Kamis (1/10).Dana asing diproyeksikan deras masuk ke Asia Pasifik termasuk ., daripada AS


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Para pengelola investasi global (hedge fund) tertarik pada potensi pertumbuhan ekonomi kawasan Asia-Pasifik. Dana investasi asing diproyeksikan lebih banyak mengalir ke China, termasuk juga Indonesia, daripada Amerika Serikat (AS). 

Mengutip Bloomberg, Senin (22/3), Credit Suisse Group AG melakukan survei kepada lebih dari 200 investor institusi dengan aset senilai US$ 812 miliar. Dari survei tersebut menunjukkan Asia Pasifik adalah kawasan yang paling mereka incar.

Net buy atawa permintaan bersih di Asia Pasifik mencapai 55%. Tingkat minat tersebut jadi yang tertinggi lebih dari satu dekade. Sebagai perbandingan, net buy di pasar keuangan AS hanya mencapai 20%. 

Dikatakan juga dalam survei bahwa investor di seluruh dunia mencoba mencari cara untuk mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Pasifik. Terlihat pula total aset yang dikelola hedge fund di Asia Pasifik naik 20% di sepanjang tahun lalu menjadi US$ 155,6 miliar.  

Baca Juga: Pekan ketiga Maret 2021, arus modal asing masuk Rp 3,81 triliun

Aliran dana asing yang masuk di kawasan Asia Pasifik turut didukung sentimen lonjakan stimulus moneter dan fiskal di AS dan Eropa. Dampaknya, beberapa investor cenderung memarkirkan dana investasi lebih banyak di Asia dan mengurangi investasi di pasar AS. 

Research Analyst Capital Asset Management, Desmon Silitonga, juga setuju pasar Asia lebih menarik dari pasar AS karena memiliki potensi pertumbuhan yang juga menarik dibanding kawasan lain. Namun, Desmon memproyeksikan pertumbuhan ekonomi antar negara di kawasan Asia-Pasifik akan beragam, ada yang tumbuh dan tidak. 

Pertumbuhan ekonomi tentu saja saat ini tetap bergantung pada keberhasilan suatu negara menangani pandemi Covid-19 melalui distribusi vaksin. Alhasil, Desmon memperkirakan arus dana investasi akan masuk ke negara yang berhasil mendistribusikan vaksin paling banyak. 

Baca Juga: Peningkatan imbal hasil obligasi AS dan volatilitas pasar obligasi membebani rupiah

Untungnya, Desmon optimistis Indonesia akan masuk sebagai negara yang berhasil mendistribusikan vaksin dengan lancar. Alhasil, target pertumbuhan ekonomi 4,5%-5% di tahun ini diharapkan akan tercapai dan sekaligus bisa menarik kepercayaan diri investor asing untuk masuk ke pasar keuangan Indonesia.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×