kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.463.000   20.000   1,39%
  • USD/IDR 15.105   85,00   0,56%
  • IDX 7.741   -37,59   -0,48%
  • KOMPAS100 1.208   -2,99   -0,25%
  • LQ45 977   -8,26   -0,84%
  • ISSI 231   1,70   0,74%
  • IDX30 500   -4,90   -0,97%
  • IDXHIDIV20 603   -7,05   -1,16%
  • IDX80 137   -0,69   -0,50%
  • IDXV30 142   -1,35   -0,94%
  • IDXQ30 167   -1,85   -1,09%

Dalam Tren Menguat, Ini Risiko Yang Berpotensi Tekan Harga CPO


Rabu, 25 September 2024 / 19:23 WIB
Dalam Tren Menguat, Ini Risiko Yang Berpotensi Tekan Harga CPO
ILUSTRASI. Pekerja menurunkan tandan buah segar dari bak mobil di salah satu rumah jual beli hasil perkebunan sawit di Kota Bengkulu, Bengkulu, Jumat (5/7/2024). Perlambatan pertumbuhan ekonomi global berpotensi menekan harganya CPO ke depan.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) tengah menguat. Meski begitu, perlambatan pertumbuhan ekonomi global berpotensi menekan harganya CPO ke depan.

Berdasarkan data Trading Economics, harga CPO berada di level MYR 4.069 per ton pada Rabu (25/9). Dalam 24 jam terakhir, harganya naik 2,01% sementara sepekan terakhir terangkat 5,74%.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo, menilai, menguatnya harga CPO didorong oleh ekspektasi kondisi pasar yang bullish pada kuartal IV 2024. Sebab, terdapat potensi perlambatan musiman dan kekurangan tenaga kerja di Malaysia yang berpotensi mengurangi produksi minyak sawit.

Baca Juga: Harga CPO Diperkirakan Bullish Hingga Akhir Tahun 2024

"Lalu, permintaan yang kuat dari UE diharapkan karena penerapan aturan deforestasinya semakin dekat," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (25/9).

Di sisi lain, ia mencermati terkait perubahan kebijakan pemerintah Indonesia yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 62 Tahun 2024 tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit dapat meningkatkan pasokan CPO di pasar global. 

Hal ini berpotensi menekan harga, serta dapat mempengaruhi harga CPO di dalam negeri.

"Dengan lebih banyak CPO yang diekspor, pasokan untuk kebutuhan domestik bisa berkurang, yang mungkin menyebabkan kenaikan harga minyak goreng di pasar tradisional," sebutnya.

Baca Juga: Tarif Pungutan Ekspor CPO Dipangkas, AALI Optimis Produsen Sawit Makin Kompetitif

Pasar internasional juga diperkirakan bereaksi terhadap perubahan kebijakan ini dengan menyesuaikan permintaan. Misalnya, negara-negara yang bergantung pada impor CPO dari Indonesia mungkin melihat penurunan harga sebagai kesempatan untuk meningkatkan pembelian.

Alhasil, produsen CPO dari negara lain, seperti Malaysia, berpotensi menyesuaikan strategi mereka untuk tetap kompetitif. "Ini bisa berarti mereka juga menurunkan harga atau meningkatkan produksi untuk mempertahankan pangsa pasar mereka," terangnya.

Sutopo berpandangan prospek harga CPO akan tergantung permintaan di pasar internasional, terutama dari negara-negara seperti India dan China.

Baca Juga: Bagaimana Nasib Rupiah hingga Akhir Tahun Setelah Pemotongan Suku Bunga?

Ia memperkirakan pada akhir kuartal ini harga CPO akan berada dikisaran MYR 3.912,36 per ton. Sementara di akhir tahun di MYR 3.721,82 per ton. "Proyeksi yang lebih rendah karena kondisi pertumbuhan global yang menurun," tutupnya.

Selanjutnya: Yuk Beli Tiket Pre-Sale Maroon 5 di Livin' Sukha Bank Mandiri

Menarik Dibaca: Cerebrofort dan Rockstar Academy Berkolaborasi Bangui Generasi Alpha yang Cerdas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP)

[X]
×