CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Harga CPO Diperkirakan Bullish Hingga Akhir Tahun 2024


Rabu, 25 September 2024 / 15:40 WIB
Harga CPO Diperkirakan Bullish Hingga Akhir Tahun 2024
ILUSTRASI. Terdapat sejumlah sentimen yang dapat mendukung prospek harga CPO.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit atawa crude palm oil (CPO) dunia diperkirakan dalam tren bullish. Perubahan kebijakan ekspor pemerintah Indonesia menjadi pendorongnya.

Berdasarkan data Trading Econimics, harga CPO berada di RM 4.027 per ton pada Rabu (25/9) pukul 14.51 WIB. Dalam sehari, harga CPO di Bursa Malaysia naik 0,95% dan sepekan terakhir meningkat 4,65%.

Research and Development ICDX Girta Yoga mengatakan, sentimen utama yang mendorong harga CPO dari perubahan kebijakan pemerintah Indonesia terkait pungutan ekspor. Hal itu tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 62 Tahun 2024 tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

Menurut Girta, aturan itu dapat mempengaruhi harga CPO dunia lantaran posisi krusial Indonesia sebagai produsen terbesar pertama. "Sehingga, dengan penurunan bea ekspor tersebut akan mendorong peningkatan di sisi permintaan, yang secara tidak langsung akan turut membuat harga CPO dunia menguat," terangnya kepada Kontan.co.id, Rabu (25/9).

Baca Juga: Pemerintah Siap Terapkan Biodiesel B40, Segini Devisa yang Bisa Dihemat

Di sisi lain, tren bullish seiring isyarat dari pemerintah Malaysia untuk melakukan pemangkasan pajak pada sektor tertentu, pasca India membatalkan pembelian CPO baru-baru ini. Lalu, di sisi pasokan juga ada proyeksi penurunan output baik di Indonesia maupun Malaysia.

Girta berpandangan bahwa potensi tren bullish untuk bertahan masih cukup kuat. Menurutnya, terdapat sejumlah sentimen yang dapat mendukung prospek harga CPO.

Pertama, pertimbangan produksi yang lebih rendah di dua negara produsen utama CPO, yakni Indonesia dan Malaysia. Kedua, dari sisi permintaan berpotensi menguat seiring dengan gencarnya upaya pemerintah China dalam memberikan stimulus. Ketiga, potensi kenaikan permintaan dari Uni Eropa menjelang pemberlakuan efektif kebijakan deforestasi pada akhir Desember mendatang.

Dus, ICDX memperkirakan harga CPO pada akhir tahun ini berpotensi menemui level resistance di kisaran RM 4.300 - RM 4.400 per ton. Sementara jika mendapat katalis negatif, maka harga berpotensi turun menuju level support di kisaran harga RM 3.500 - RM 3.400 per ton.

Selanjutnya: Kenaikan Saham Nvidia: CEO Jensen Huang Selesaikan Penjualan Saham yang Direncanakan

Menarik Dibaca: Ada Beli 1 Gratis 1, Promo Hypermart Beli Banyak Lebih Hemat sampai 26 September 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×