kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Cuaca panas mengangkat gas alam dalam tiga hari


Kamis, 14 Juli 2016 / 19:29 WIB
Cuaca panas mengangkat gas alam dalam tiga hari


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga gas alam telah menguat dalam tiga hari berturut-turut setelah menukik ke level terendah dua minggu pada awal pekan ini. Ramalan cuaca panas menjadi pendukung kenaikan harga gas alam.

Mengutip Bloomberg, Kamis (14/7) pukul 17.42 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman Agustus 2016 di New York Mercantile Exchange menguat tipis 0,1% ke level US$ 2,740 per mmbtu dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, gas alam tergerus 2,2%.

Ramalan cuaca panas di beberapa wilayah di Amerika Serikat (AS) menjadi pendorong kenaikan harga gas alam. MDA Weather Services memperkirakan suhu panas di atas normal akan menyapu wilayah Midwest AS mulai 18 Juli - 22 Juli mendatang.

Sementara data AccuWeather Inc, memprediksi suhu tinggi di wilayah ST. Louis akan mencapai 37 derajat celsius pada tanggal 22 Juli atau 10 derajat di atas rata - rata.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, musim panas di wilayah AS, Eropa dan sebagian wilayah China masih akan terjadi dalam dua bulan ke depan. Hal ini akan memicu kenaikan permintaan gas alam sehingga angka persediaan diharapkan berkurang.

Di samping itu, indeks dollar AS terus tertekan lantaran kondisi ekonomi pasca keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) berangsur - angsur stabil. Theresa May sebagai Perdana Menteri baru Inggris bertekad untuk mendorong negosiasi perdagangan Inggris dengan negara lain termasuk Uni Eropa seusai Brexit.

"Sebelumnya pasar takut jika Inggris tidak mampu bersaing dalam perdagangan internasional setelah keluar dari Uni Eropa," ujarnya.

Tak hanya itu, upaya bank sentral dunia untuk menggelontorkan stimulus ekonomi turut memberi harapan pada stabilitas pasar. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe akan memberi stimulus ekonomi fiskal setelah partainya menang dalam pemilu legislatif.

Negara China juga diperkirakan akan terus memberi stimulus ekonomi lantaran surplus ekonomi terus menyempit. "Tren perdagangan gas alam selama sepekan ke depan kemungkinan akan terus menguat," papar Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×