Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
Di samping itu, indeks dollar AS terus tertekan lantaran kondisi ekonomi pasca keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) berangsur - angsur stabil. Theresa May sebagai Perdana Menteri baru Inggris bertekad untuk mendorong negosiasi perdagangan Inggris dengan negara lain termasuk Uni Eropa seusai Brexit.
"Sebelumnya pasar takut jika Inggris tidak mampu bersaing dalam perdagangan internasional setelah keluar dari Uni Eropa," ujarnya.
Tak hanya itu, upaya bank sentral dunia untuk menggelontorkan stimulus ekonomi turut memberi harapan pada stabilitas pasar. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe akan memberi stimulus ekonomi fiskal setelah partainya menang dalam pemilu legislatif.
Negara China juga diperkirakan akan terus memberi stimulus ekonomi lantaran surplus ekonomi terus menyempit. "Tren perdagangan gas alam selama sepekan ke depan kemungkinan akan terus menguat," papar Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News