kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

CPO terpangkas di level terendah dua pekan


Senin, 16 April 2012 / 11:57 WIB
CPO terpangkas di level terendah dua pekan
ILUSTRASI. Mobil melintas di proyek pembangunan Tol Cimanggis-Cibitung Seksi 1A yang belum beroperasi di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Kamis (11/7/2019). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/wsj.


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

KUALA LUMPUR. Isu perlambatan ekonomi China menggerus harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO). Harga CPO pun terpangkas di level terendah dalam dua pekan.

Pasar cemas melambatnya ekonomi China akan menyurutkan permintaan minyak sawit. Pasalnya, negara tersebut merupakan pengonsumsi minyak nabati terbesar di dunia.

Kontrak CPO untuk pengiriman Juni di Malaysia Derivatives Exchange tergerus 1,1% ke posisi RM 3.470 (US$ 1.130) per metrik ton. Ini merupakan harga terendah sejak 30 Maret. Selanjutnya, kontrak yang sama mengakhiri sesi perdagangan pagi di level RM 3.488 per metrik ton.

Pekan lalu, China melaporkan, pada kuartal pertama tahun ini, produk domestik bruto meningkat 8,1% dibanding tahun lalu. Ini merupakan kenaikan yang terkecil sejak pertengahan 2009. Pertumbuhan di kuartal pertama pun lebih rendah dibanding kuartal terakhir yang mencapai 8,9%.

Ker Chung Yang, analis Phillip Futures Pte. menilai, data PDB China tidak menggembirakan. "Apalagi, koreksi harga yang cukup tajam di akhir pekan lalu telah menyebabkan sentimen berbalik secara signifikan. Risiko penurunan akan lebih besar ke depan," prediksinya.

Di sisi lain, surveyor Intertek melaporkan, dalam 15 hari pertama di bulan April, ekspor dari Malaysia turun 15% dibanding periode yang sama bulan lalu, yaitu menjadi 594.798 ton.

Ker menyebut, permintaan ekspor mungkin tidak akan terlalu menggembirakan ke depannya, sehingga akan menyebabkan harga minyak sawit tertekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×