Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar properti di dalam negeri kembali bergeliat dan menunjukkan pemulihan setelah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai dilonggarkan.
Dalam riset terbaru CLSA and CL Securities Taiwan, Co.Ltds bartajuk Indonesia Property Sector Outlook yang dipublikasikan Oktober 2020, disebutkan bahwa sejak Juli, sejumlah pengembang mulai aktif untuk meluncurkan proyek properti baru seiring dengan membaiknya permintaan dari konsumen properti.
“Permintaan properti di Indonesia telah menunjukkan pemulihan yang signifikan pasca-PSBB,” tulis riset tersebut, dikutip Rabu (11/11).
Pemulihan yang kuat dipimpin oleh rumah tapak dan ruko komersial dimana permintaan paling besar tercatat berada di Jakarta. Area Jakarta juga menjadi kontributor penjualan terbesar di kuartal tiga 2020.
Baca Juga: Perluas pasar, Catur Sentosa Adiprana (CSAP) buka gerai Mitra10 di Balikpapan
Menurut riset itu, salah satu pengembang yang selalu berhasil dalam peluncuran produk, juga diserap konsumen dengan cepat ketika meluncurkan proyek rumah baru yakni Lippo Karawaci (LPKR).
Menurut riset CLSA, keberhasilan LPKR menjual juga menunjukkan bahwa meskipun ekonomi melambat, permintaan dari pembeli rumahan tetap ada.
“Penjualan rebound pada kuartal III, naik 100% QoQ karena sejumlah peluncuran proyek dengan pelonggaran PSBB,” tulis riset tersebut.
LPKR merupakan pengembang yang menjadi pendorong utama pemulihan di sektor properti. Di mana dari dari sisi penjualan LPKR mampu memimpin dengan peningkatan mencapai 335% secara Year on Year (YoY), pengembang lain seperti Alam Sutera (ASRI) hanya naik 18%, sementara pengembang Ciputra (CTRA) dari sisi permintaan cenderung datar.
Dalam riset tersebut, LPKR juga dinilai sebagai pengembang yang mencatatkan prestasi mengesankan di kuartal 2020 di mana dari sisi penjualan menurut tipe dan lokasi juga mengalami lonjakan permintaan. Mayoritas dari permintaan rumah tapak.
“Lippo Karawaci mencatatkan prestasi yang mengesankan di 3Q20. Berdasarkan tipe, proyek baru di 3Q sebagian besar berasal dari rumah tapak (75% dari total), yang menjelaskan pertumbuhan pra-penjualan 116% QoQ dari produk rumah tapak,” tulis riset tersebut.
Apalagi, sejumlah pengembang, terutama Lippo Karawaci, Summarecon Agung, Bumi Serpong Damai, agresif meluncurkan produk jenis ini di 3Q, dengan harga di bawah Rp1 miliar dan Rp1 miliar-Rp 2 miliar.
Sementara berdasarkan lokasi, Jakarta dan Jakarta sekitarnya, area Jabodetabek, tetap menjadi kontributor penjualan terbesar di kuartal III (70% dari total).
Baca Juga: Begini rekomendasi dua saham emiten properti Grup Lippo
Namun, pra-penjualan di luar Jakarta & Jabodetabek tumbuh lebih cepat. “Kami yakin pengembang akan terus agresif dalam peluncuran di kuartal tiga,” tulis riset itu.
Dari sisi pendapatan, LPKR diproyeksikan akan tetap memimpin di sektor properti seiring membaiknya kinerja dan penjualan berbagai proyek properti perusahaan.
Secara umum, kinerja pengembang seperti Summarecon, Ciputra, Agung Podomoro, juga membaik di kuartal ketiga. Misal dari sisi penjualan bidang tanah, dipimpin oleh APLN, dibantu oleh penjualan bidang tanah di Kawarang. SMRA, LPKR dan CTRA juga mencatatkan kinerja mengesankan di 3Q.
Pada sembilan bulan pertama 2020, LPKR merupakan pengembang yang memiliki kinerja terbaik dengan kenaikan mencapai 100% dibandingkan periode sama satu tahun sebelumnya.
“Tiga perusahaan melaporkan pertumbuhan positif di 9M20, dipimpin LPKR (+ 100% YoY), APLN (+ 75% YoY) dan ASRI (+ 6% YoY),” tulis riset.
Riset CSLA menyebut bahwa proyek baru di kuartal III sebagian besar berasal dari rumah tapak (75% dari total pra-penjualan di kuartal III), yang menjelaskan pertumbuhan penjualan pemasaran QoQ + 116% dari produk residensial.
Beberapa developer yaitu SMRA, BSDE, dan LPKR agresif meluncurkan produk jenis ini di 3Q. Penjualan rumah tapak LPKR yang baik juga karena strategi marketing yang dijalankan.
Penjualan komersial (13% dari total pra-penjualan di 3Q20) juga tumbuh kuat sebesar 85% QoQ. Peluncuran ruko terlihat di kuartal tiga, terutama dari SMRA Rp350miliar di kuartal III dibandingkan Rp 30 miliar di kuartal II, dan BSDE Rp 432miliar di kuartal III dibandingkan Rp 72miliar di kuartal II.
Baca Juga: Kinerja Lippo Grup membaik, simak rekomendasi saham LPKR dan LPCK
Apartemen naik 50% QoQ, sebagian besar dari inventaris karena kami belum melihat pengembang besar meluncurkan produk ini di kuartal III. Sementara penjualan lahan komersial turun 65% QoQ dengan lebih sedikit transaksi karena perlambatan ekonomi.
Pra-penjualan di luar Jakarta & Jabodetabek (dan di luar Jawa) tumbuh lebih cepat dari Jakarta meskipun kontribusinya lebih kecil.
“Secara keseluruhan, sektor properti mendapatkan momentum yang lebih baik. Peluncuran yang berhasil di seluruh pengembang juga membuktikan bahwa meskipun terjadi perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh Covid-19, permintaan untuk pembeli pengguna akhir masih tetap ada, sebagian berkat perubahan strategi pengembang,” tulis riset.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News